Kamis, 23 Desember 2021

Festival SATUGURU Menulis



Tak terasa sudah di penghujung tahun 2021. Yuk mulai menetapkan tujuan untuk 2022!

Siapa yang melakukan introspeksi tahun ini? Karena kita perlu menilai tidak hanya pekerjaan, tetapi juga orang tua, pasangan, anak-anak, saudara kandung, atau peran sosial lain yang kita mainkan, kita perlu melakukan penilaian kinerja yang menentukan bonus tahunan.

Refleksi berkaitan erat dengan introspeksi dan memungkinkan kita untuk menentukan keadaan kita saat ini dari tindakan dan tindakan sebelumnya. Tentu, Anda dapat mengatur resolusi tanpa banyak pemikiran atau perencanaan. Terkadang kita ingin segera mengubahnya, tetapi terkadang tidak realistis tanpa refleksi. Selama introspeksi, kita menjadi lebih sadar, membantu kita lebih fokus, dan membuatnya lebih mudah untuk menetapkan dan mencapai tujuan. Tanpa merenungkan, mungkin sulit untuk merencanakan dengan hati-hati. Tanpa perencanaan yang matang, solusi minggu pertama bisa berubah-ubah atau tidak realistis dan sulit dicapai. Oleh karena itu, penting untuk meluangkan waktu untuk melihat kembali diri kita sendiri sebelum menetapkan tujuan.

Apalagi kita sebagai guru, sangat memerlukan adanya refleksi diri atau mengevaluasi kinerja kita selama satu tahun berjalan. Dengan kita melakukan evaluasi, kita dapat meyusun rencana pembelajaran terbaik untuk diterapkan kepada anak didik kita di tahun mendatang.

Apa pendapat saya tentang kesuksesan ini?

Apa tiga tantangan/hambatan tersulit tahun ini?

Bagaimana saya bisa menyelesaikannya?

Apakah itu mengubah saya?

Terima kasih untuk tahun ini?

Apakah saya tumbuh secara pribadi?

Apakah saya melakukan sesuatu yang berbeda tahun ini?

Apakah saya cukup menikmati diri sendiri tahun ini?

Apakah saya bahagia?

Siapa yang membantu saya tahun ini dan memengaruhi hidup saya?

Apa yang sangat saya banggakan?

Apakah semua yang saya lakukan tahun ini sesuai dengan tujuan/impian hidup saya?

Bagi saya, 2021 merupakan tahun yang tidak mudah untuk dilalui seorang guru. Karena pandemi yang melanda sejak 2020 memaksa guru untuk terus belajar dan berinovasi. Guru harus bisa membuat terobosan agar mengajar itu menyenangkan, dan anak-anak pun senang untuk mengikuti pembelajaran.

Di tahun ini saya sangat bersyukur karena telah mengenal sosok Om Jay yang begitu menginspirasi dan memotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri kita. Melalui Om Jay saya dapat mengikuti kelas belajar menulis PGRI yang diselenggarakan secara gratis. Dalam komunitas tersebut kita bisa mengenal sosok-sosok hebat para guru se nusantara, yang dapat membuka cakrawala saya untuk selalu bergerak menebar kebaikan dan juga kebermanfaat ke seluruh orang.

Di kelas menulis tersebut juga merupakan pertama kalinya saya mengenal blog, dan merasakan manfaat dari blog tersebut. Kita bisa memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran yang menyenangkan untuk anak-anak. Selain itu kita juga bisa mengenalkan blog kepada siswa, agar siswa bisa memanfaatkan adanya dunia digital yang baik.

Berkat bergabung dengan komunitas guru-guru hebat pula, pada tahun ini saya bisa mengikuti pelatihan Guru Motivator Literasi Digital GMLD angkatan 1. Dengan perjuangan yang tidak mudah saya berusaha untuk konsisten mengikuti pelatihan tersebut. Dan alhamdulillah saya bisa lulus.

Ketika saya mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut,saya menemukan bahwa saya sebenarnya telah mencapai banyak hal positif. Semua rintangan secara bertahap diatasi dan saya belajar untuk menjadi lebih baik. Kemudian, setelah meresapi dan merenungkan, saya dapat menemukan apa yang dapat menjadi jawaban atas pertanyaan saya. Yang menjadi masalah adalah apakah saya ingin menemukan dan mengakuinya, bukan hanya mengeluh dan berpikir negatif.

Refleksi tidak hanya membantu saya untuk menjadi sarana introspeksi, tetapi juga membantu saya untuk lebih bersyukur. Jika sulit untuk melihat kembali diri sendiri, tidak apa-apa melakukannya dengan bantuan orang terdekat yang kita kenal agar penilaiannya lebih objektif. Kita harus memikirkan hal-hal yang sebelumnya tidak baik, dan hal-hal yang menjadi lebih buruk. Sebagian besar dari kita hanya menetapkan tujuan tanpa benar-benar memikirkan langkah-langkah untuk mencapainya. Dengan mengingat hal itu, lebih mudah untuk menentukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita berikutnya. Dan jangan lupa bahwa ini adalah introspeksi. Minimalkan harapan orang lain akan melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan kita.

Dan ingat kunci akal tetap sehat. Bersikap baik kepada diri sendiri. Banggalah dengan pencapaianmu.




Saiful Basroni

SD Muhammadiyah Muara Jawa

Kutai Kartanegara

#SATUGURU

Kamis, 16 Desember 2021

Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial, dan Dunia Digital

Resume Pertemuan 13

GMLD 1

Narasumber: Aam Nurhasanah

Moderator: Dail Ma’ruf

Penulis: Saiful Basroni

Materi: Berbincang dengan Hoaks, Media Sosial, dan Dunia Digital



Senin, 29 November 2021 pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) memasuki pertemuan ke 13. Pada pertemuan ini para peserta akan belajar Bersama narasumber hebat yaitu Ibu Aam Nurhasanah, seorang blogger Inspiratif dan akan ditemani oleh narasumber keren yaitu Bapak Dail Ma’ruf. Materi pada pertemuan ini yaitu berbincang dengan hoaks, media sosial, dan dunia digital.

Untuk mengenal lebih detail dari profil narasumber, Anda bisa mengunjungi link berikut.

1. Pengertian hoax

Hoax adalah berita palsu atau berita bohong. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks atau hoax adalah berita atau pesan palsu tanpa sumber. Hoax adalah informasi yang tidak benar. Tapi itu dibuat seolah-olah itu benar dan menegaskan kebenaran. Dengan kata lain, sebagai upaya untuk mengutak-atik fakta.

2. Jenis Hoax

 
Ada 3 jenis Hoax, yaitu:

a. Misinformasi

Sederhananya, misinformasi berarti informasi yang salah. Informasi itu sendiri tidak benar, tetapi orang-orang yang membagikannya percaya bahwa itu benar. Penyebaran informasi adalah untuk alasan yang baik. Tidak cenderung menyakiti orang lain.

b. Disinformasi

Berbeda dengan informasi palsu, penyebar disinformasi mengetahui bahwa informasi tersebut sebenarnya salah. Namun, itu dengan sengaja menyebar dan menipu, mengancam, dan bahkan menyakiti orang lain.

c. Malinformasi

Tetapi dalam kasus malinformasi, informasi itu sebenarnya benar. Sayangnya, informasi ini digunakan untuk membahayakan keberadaan individu atau kelompok orang dengan identitas tertentu. Informasi palsu dapat dikategorikan sebagai agitasi kebencian. Sasarannya bisa pengikut agama minoritas atau orang dengan orientasi seksual yang berbeda.

3. Temuan Soal Hoax



4. Langkah-langkah sederhana untuk mengidentifikasi hoax

a. Hati-hati Judul yang provokatif

Pesan hoax sering kali menggunakan judul yang sensasional dan provokatif. Konten juga dapat dikutip dari media resmi dan akan dimodifikasi setelahnya. Menghasilkan pengakuan atas permintaan pembuat berita hoax.

b. Temukan alamat situs

Cari alamat URL situs yang dimaksud untuk informasi yang bisa Anda dapatkan dari situs web atau tempel tautan langsung. Informasi tersebut dapat dianggap mencurigakan jika berasal dari situs yang belum dikonfirmasi sebagai dewan pers resmi. Menurut dewan pers, Indonesia memiliki sekitar 43.000 halaman yang disamarkan sebagai portal berita.

c. Cek Fakta

Anda perlu mencari tahu sumber informasi yang Anda terima. Apakah dari lembaga publik seperti KPK atau kepolisian? Ketika informasi datang dari aktivis massa, politisi atau pengamat, sebaiknya jangan mudah percaya.

d. Memeriksa keaslian foto

Di era digital saat ini, Anda dapat bekerja dengan beberapa foto dan video serta konten tekstual. Pembuat pesan hoax dapat mengeditnya untuk menginspirasi pembaca.

e. Bergabunglah dengan grup diskusi hoax

Facebook memiliki banyak fan page dan grup diskusi anti hoax seperti Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci. Melalui grup ini, Anda dapat berdiskusi dan berkolaborasi untuk menemukan berita yang sebenarnya.


5. Surat Q.S Al-Hujurat ayat 6

"Wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan(kecerobohan) yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu."

Dalam penggunaan media digital, kita harus pandai memilih dan memilih mana informasi yang benar dan hoaks. Kita harus bisa menyaring informasi yang kita terima sebelum kita menyebarkan informasi tersebut kepada orang lain.




Rabu, 15 Desember 2021

Meningkatkan Kualitas Hidup melalui Program Literasi Digital

Resume Pertemuan 20

GMLD 1

Narasumber: Mr. Bams

Moderator: Mulyadi

Penulis: Saiful Basroni

Materi: Pengembangan Kualitas Hidup melalui Program Literasi Digital



Tak terasa waktu terasa begitu cepat. Kelas pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) sudah memasuki di penghujung pertemuan, yakni pertemuan ke 20. Pada pertemuan terakhir kita akan mendapatkan materi tentang Pengembangan Kualitas Hidup melalui Program Literasi Digital yang akan disampaikan oleh narasumber Bapak Bambang Purwanto atau yang akrab dengan sapaan Mr. Bams. Beliau akan didampingi oleh moderator keren yaitu bapak Mulyadi, M.Pd.

Sebelum melanjutkan membaca, silahkan berkunjung untuk mengenal lebih jauh tentang sosok narasumber pada pertemuan ini melalui link berikut.



Selalu ada dua aspek yang saling bertentangan dari kemajuan teknologi informasi digital, jadi Anda harus selalu bijaksana dan baik, termasuk menggunakan informasi yang tersedia. Dalam hal ini, literasi digital merupakan salah satu strategi yang paling efektif untuk menangkal berbagai dampak negatif sekaligus mengoptimalkan dampak positifnya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kemajuan teknologi begitu cepat sehingga orang-orang tercengang. Apalagi di masa pandemi, semua orang dipaksa untuk belajar teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Materi sebelumnya menjelaskan tentang pentingnya literasi digital. Tentu saja ketika mendengar kata kualitas hidup, Anda harus memiliki standar. Kualitas hidup setiap orang tentunya akan berbeda-beda. Presiden Joko Widodo pernah berkata, membanjiri dunia internet dengan konten yang bagus. Lawan konten buruk dan bersaing dengan konten buruk dengan konten positif yang dapat Anda buat terus menerus. Jika kita terus berkembang, jangan heran. Peluang diciptakan dan bahkan kesuksesan bisa diraih.

Keterampilan terus meningkat dengan keyakinan individu/lembaga terhadap apa yang dilakukan. Anda dapat mengevaluasi apa yang telah terjadi secara teratur dan berkelanjutan.

Semua guru harus memiliki personal branding. Mengapa? Guru harus mampu menyatakan bahwa kehadirannya harus bermanfaat dimanapun mereka berada, baik di sekolah, masyarakat, lembaga pendidikan, organisasi maupun keluarga.

Apa hubungannya dengan peningkatan/pengembangan kualitas hidup?

Banyak peluang yang bisa diraih dengan memanfaatkan teknologi yang ada dengan memaksimalkan potensi untuk belajar, berkreasi, berbagi dan melayani. Gunakan teknologi saat ini sebagai cara kompetitif yang hebat untuk melakukan hal-hal baik di mana pun Anda berada.

Sebagai tambahan motivasi bagi kita mari kita lihat video di berikut.




Mari kita terus belajar untuk meningkatkan kualitas hidup kita, saling menyemangati dalam hidup ini. Gunakan perangkat yang ada di depan kita untuk menunjang karir dan meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Salam Literasi Digital

Selasa, 14 Desember 2021

Keterampilan Digital Untuk Masa Depan Yang Cerah

Resume Pertemuan 11

GMLD 1

Narasumber: Deni Darmawan

Moderator: Helwiyah

Penulis: Saiful Basroni

Materi: Keterampilan Digital Untuk Masa Depan Yang Cerah







Pada pertemuan ke 11 pelatihan Guru Motivator Literasi ini, kita akan mempelajari materi tentang Keterampilan Digital Untuk Masa Depan Yang Cerah. Materi akan disampaikan oleh Bapak Deni Darmawan sebagai Narasumber dan Ibu Helwiyah sebagai Moderator.






Keterampilan digital apa yang kita butuhkan untuk mencerahkan masa depan kita? Bagaimana saya bisa mendapatkannya dan menggunakannya?

Berikut 6 keterampilan masa depan:

1. Kemampuan

2. Religion

3. Skill

4. Motivation

5. Writing

6. Self Development



Guru itu menurut istilah orang Jawa yaitu digugu dan ditiru. “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” berada di tengah-tengah pembentukan wasiat, dengan keteladanan di baliknya, dorongan dan pengaruh yang baik menuju kemerdekaan. Inilah yang dikatakan Ki Hajar Dewantoro, bapak pendidikan di Indonesia. Sebagai guru dan pendidik, kita dapat terus mengikuti motto ini, menjadi panutan, terus belajar, dan terus memotivasi siswa kita. Oleh karena itu, sebagai Guru Motivator Literasi Digital (GMLD), kita perlu bertransformasi menjadi guru abad 21, menjadi guru multitasking. Seorang guru dengan keterampilan digital. Karena Bapak Munif Chatib menghatakan, guru yang paham teknologi perlu bermigrasi, mengenal, dan menggunakan teknologi untuk aktivitas mereka.



Guru literasi digital Kita tidak boleh ketinggalan dan harus bisa menggunakan media digital.

Membaca juga merupakan keterampilan. Beberapa orang membaca dengan lambat, sedang, dan cepat. Di era informasi, ada banyak informasi di dunia media sosial.



Berikut tips untuk membaca cepat:

1. Pastikan tubuh Anda sehat, nyaman, enak, tidak berisik dan focus

2. Baca dengan lembut, tanpa men-tweet atau berbicara.

3. Kemenangan / Baca beberapa kata

4. Bisa menggerakkan jari/pulpen ketika membaca

5. Membaca dengan mencari ide pokok

6. Aktif bertanya dalam hati tentang bacaan tadi

7. Mampu menyimpulkan setelah membaca

8. 8. Review/membaca sesuai yang diinginkan, tujuannya membaca apa?

Keterampilan menurut para ahli adalah kemampuan/skill yang bisa dipelajari, digali, dilatih, melalui praktik, pengalaman sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cekatan dan kompeten.

Keterampilan Literasi Digital adalah pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam proses menemukan, mengevaluasi, menggunakan, dan membuat informasi, serta memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, tepat, dan patuh hukum.

Keterampilan Digital adalah sebuah kemampuan dalam menggunakan teknologi digital seperti smartphone, apapun yang terhubung dengan jaringan internet, membuat konten video yang menari, kemampuan menggunakan digital

4 Macam Keterampilan abad 21

1. Creativity

Kreatif dan inovasi harus dimiliki oleh kita. Orang yang kreatif selalu thinking out of the box. Ia terus menggali ide, mencari ide, dan membuat ide itu agar menjadi nothing to something. Ide mampu diwujudkan dalam sebuah produk yang bermanfaat untuk orang banyak. Jika sudah pada tahap ini maka sudah mampu melakukan “gebrakan” inovasi.

2. Critical Thinking

Berfikir kritis. Cara berpikir dalam memanfaatkan teknologi digital dan kemanpuan menerima informasi sehingga kita tidak mudah termakan berita hoaks, kita perlu mengecek kebenaran informasi, kita perlu mempertanyakan dengan 5W+1H, ini mengantar kita berfikir logis, sistematis dalam pemecahan masalah.

3. Kerjasama / Colaboration

Kolaborasi adalah tentang bekerja dengan tim dan kelompok untuk berkolaborasi dalam berbagai proyek ide baru untuk memungkinkan anggota menjadi kreatif dan mewujudkan potensi kolaborasi. Konten kreatif ini lebih dari sekadar tontonan, tetapi juga panduan.

4. Komunikasi/Communication

Komunikasi, keterampilan ini mengkomunikasikan ide dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi melalui platform media digital seperti Youtube, WA, Instagram dan FB. Twitter.

Teknologi tidak bisa kita hindari karena begitu cepat perkembangannya. Hal ini juga yg mengkahwatirkan kita sebagai orang tua. Dibutuhkan peran orang tua dan kolaborasi sekolah dan masyarakat. Bahwa, anak juga perlu pendampingan agar bisa diarahkan untuk mengenal lingkungannya. Ajaklah sesekali mereka keluar mengenal alam dengan camping atau ke taman ragunan.

Orang tua menjadi teladan, jadi harus bijak dan cerdas juga dalam menggunakan Gawai. Sebab, orang tua adalah cerminan bagi anak-anak mareka. Ajaklah shalat berjamaah, mengaji bersama sehingga quality time bagi keluarga.

Terkadang kita sudah terkekang oleh zona yang nyaman sehingga merasa enggan untuk mengasah kemampuan literasi kita. Allah menciptakan kita tidak sia-sia. Asah terus keterampilan ibu. Ketika Om Jay membuka kelas bicara, menulis dan motivator digital, maka coba kita praktikan pelan-pelan. Kita berani memulai. Kadang, batu akik itu jika tidak di gosok tidak akan menjadi batu yang mahal. Itu hanya analogi saja ya. Pada dasarnya manusia diberikan potensi, jika kita asah, maka akan menjadi ketrampilan. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membiasakan diri mempelajari aplikasi digital terbaru, seperti yang terlihat pada Konten Kreatif untuk Berbagi untuk Spirit adaptasi?

Youtube. Apakah ada tim yang menangani konten kreatif digital? Narasumber mengatakan, ia belajar dari seorang ahli, guru. Dari waktu ke waktu, ia belajar dari siswa yang pandai bekerja dengan platform media digital. Ia tidak malu untuk belajar bersama mereka. Pertama-tama, ia meminta siswa untuk membuat video. Kemudian mencatat dan berlatih. Ia selalu menonton tutorial di YouTube. Mulailah dengan menggunakan alat video dan desain. Orang-orang memanggil ia multitasking. Tetapi ia memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan sesuatu setiap tahun, jadi ia rasa tidak. Masa depan yang cerah di sini, tentu saja, adalah kesejahteraan fisik dan mental. Dari segi ekonomi menjanjikan. Namun yang terpenting dari itu adalah menjaga kedamaian hidup kebahagiaan hidup, kerukunan antar agama, kesatuan dan persatuan bangsa, terhindarkan dari faham yang bisa merusak bangsa dan generasi mudanya. Serta menjadikan Indonesia Damai Sejahtera bahagia. Apa yang bisa kita lakukan sekarang untuk membendung hal-hal negatif dunia digital dan berhasil mencapai itu semua?

Mari kita terus bergerak untuk terus mengasah keterampilan kita, untuk menciptakan generasi-generasi emas penerus negeri kita tercinta.

Era Teknologi Bebas Namun Bertanggung Jawab


Resume pertemuan 19

GMLD 1

Narasumber: Rifatun

Moderator: Rosminiyati

Penulis: Saiful Basroni

Materi: Era Teknologi yang Bebas dan Bertanggungjawab

 



Pada pertemuan ke-19 ini kita ditemani Ibu Rifatun sebagai Narasumber. Kelas dipimpin oleh moderator Ibu Rosminiyati. Dalam pertemuan ini, beliau memaparkan Era Teknologi Bebas Namun Bertanggung Jawab.

Untuk mengenal detail profil narasumber,silahkan dibuka link berikut.  

Kini Anda berada di era digital di mana Anda dapat melakukan semua aktivitas Anda dengan cara yang lebih canggih. Secara umum, era digital merupakan era dimana setiap aspek kehidupan telah berkembang dan serba digital.

Perkembangan era digital terus berlanjut. Karena sebenarnya masyarakat sendiri yang meminta dan menuntut segala sesuatu menjadi lebih praktis dan efisien. Namun tentu ada beberapa dampak internet yang akan diterima dengan era digital tersebut.

Tak dapat dipungkiri, perkembangan dunia digital telah menyasar ke segala sisi kehidupan. Saat ini, rasanya hampir tidak ada sisi kehidupan manusia yang tidak terpengaruh proses digitalisasi. Namun, masih banyak pengguna internet yang hanya mampu menerima informasi tanpa kemampuan memahami dan mengolah informasi tersebut secara baik, sehingga masih banyak masyarakat terpapar oleh informasi yang tidak benar. Sebagai orang yang hidup berdampingan dengan dunia digital, kita harus mampu memposisikan diri saat berinteraksi dengan dunia digital dan bersentuhan langsung dengan realitas.

Transformasi era digital telah menjadi fakta baru yang tidak bisa kita hindari. Namun yang perlu dipikirkan adalah bagaimana ruang digital ini tidak mengurangi nilai kemanusiaan dalam berinteraksi sosial. Yang terpenting tetap bertanggung jawab di tengah kebebasan media sosial. Dengan transformasi digital, Anda harus selalu mengembangkan budaya dengan selalu memfokuskan diri pada nilai-nilai kemanusiaan yang baik sebagai tujuan, terutama ketika berhadapan dengan orang lain yang memiliki otoritas atas ruang digital.

Memberikan Anda kebebasan untuk menggunakan teknologi dan membuatnya tersedia di dunia pendidikan. Membantu mengelola prioritas. Komunikasi yang lebih baik. Dengan cara yang berbeda untuk pendidikan Gunakan teknologi tepat waktu.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan teknologi:

1. Untuk mendorong pembelajaran:

2. Kamus online untuk belajar bahasa asing.

3. Tonton video pendidikan di situs berbagi video.

4. Gunakan aplikasi untuk mendukung kegiatan belajar.

5. Gunakan situs web penyedia spesialis.

Era digital akan berdampak positif terhadap sumber daya manusia (SDM) dalam pemanfaatan teknologi, informasi dan komunikasi. Ini adalah komunikasi sebagai media sosialisasi dan informasi melalui platform seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Path, dll.

Bahkan di era digital ini, dimana komunikasi di berbagai negara menjadi mudah. Keuntungan lain dari perkembangan era digital ini di segala bidang adalah mendapatkan informasi penting dan pengetahuan umum yang sebelumnya tidak diketahui, menjadi mudah diakses. Oleh karena itu, perkembangan zaman digital ini perlu dibarengi dengan pendidikan sejak dini, agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, bijak dan bertanggung jawab untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Kalau tidak, maka akan berdampak buruk bagi generasi mendatang.

Senin, 13 Desember 2021

Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital


Resume pertemuan 18

GMLD 1

Narasumber : Leni Priska

Moderator : Deni Darmawan

Penulis : Saiful Basroni

Materi : Ciptakan Peluang Melalui Literasi Digital






Pelatihan GMLD Sudah memasuki pertemuan ke 18, artinya sebentar lagi kegiatan pelatihan akan segera berakhir. Semoga para peserta dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan bisa lulus menjadi Guru Motivator Literasi Digital.

Pada pertemuan ini kita ditemani narasumber canti penuh talenta yaitu ibu Leni Priska dan moderator keren pak Deni Darmawan. Dengan membawakan materi Ciptakan peluang Melalui Literasi Digital.Biodata narasumber dapat dilihat melalui link berikut.




Memiliki keterampilan digital sangat penting saat ini. Semua generasi harus siap untuk belajar dan beradaptasi dengan tuntutan zaman yang terus berubah. Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia menggunakan literasi digital untuk mengembangkan pemikiran yang baik dan masyarakat global. Sekarang mari kita mulai kebiasaan baru belajar memahami dan menciptakan peluang melalui literasi digital.

Finlandia memiliki tingkat melek huruf tertinggi. Sekolah dimulai pada usia tujuh tahun dan guru terus-menerus menanamkan kepercayaan diri. Guru adalah master yang menerapkan kerjasama, bukan kemampuan. Ada fasilitas perpustakaan di berbagai tempat, dan orang suka pergi ke perpustakaan karena berada di tempat umum. Penjaga keamanan adalah lulusan terlatih dan memberikan layanan profesional kepada pengunjung. Paket bersalin disediakan oleh negara. Negara menganggap keluarga sebagai pintu gerbang pertama pendidikan anak, sehingga paket tersebut berisi perlengkapan bayi, pakaian, dan segala kebutuhan bayi. Membaca dongeng sebelum tidur adalah kebiasaan yang baik.

Dengan begitu, Anda dapat mengembangkan minat dan keterampilan literasi anak Anda. Siaran televisi asing dilarang dan di-dubbing agar anak-anak bisa mengerti bahasa yang berbeda.

v Empat Pilar Literasi Digital:

1. Kompetensi Digital, kemampuan untuk memahami/mengoperasikan, menggunakan dan menggunakan alat dan platform digital dalam kehidupan sehari-hari.

2. Etika digital, Sikap yang baik, budi pekerti yang bijak tentang literasi digital, menghargai dan memelihara Adab, mampu menyebarkan ide-ide positif di masyarakat (tidak menyebarkan berita hoaks).

3. Keamanan Digital, atau Digital Literacy Intelligence, tidak memberikan data pribadi secara sembarangan, mencegah penipuan, atau menjadi korban kejahatan dunia maya.

4. Membangun budaya kapabilitas digital, yaitu dengan membangun kapabilitas terbaik dan menciptakan peluang untuk memanfaatkan manfaat digitalisasi.

v Manfaat berlitersi digital:

1. Dapatkan informasi dengan cepat

Karena Anda dapat menggunakan teknologi, Anda dapat memperoleh informasi lebih cepat daripada mencari buku.

2. Belajar lebih cepat

Hal ini terlihat ketika belajar bahasa asing. Internet dan aplikasi lebih cepat daripada media cetak dalam mencari arti sebuah kata.

3. Menghemat uang

Kemampuan untuk menggunakan Internet membantu pengguna mendapatkan informasi secara gratis.

4. Selalu tahu informasi terbaru

Internet dan aplikasi modern memudahkan pengguna untuk menemukan informasi yang sedang dibahas.

5. Menyederhanakan proses komunikasi

Aplikasi komunikasi seperti Line, Whatsapp, BBM dan Skype memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia.

6. Mengetahui cara menjaga privasi di dunia online

Literasi digital membantu menjaga privasi Anda lebih cerdas. Ini juga membantu Anda untuk memahami batasan menampilkan ID Anda secara online sehingga Anda tidak melakukan hal-hal yang tidak perlu.

7. Memahami semua jenis kejahatan dunia maya

Memperoleh pengetahuan tentang penyaringan diri untuk menghindari segala bentuk kejahatan.

8. Deteksi karakteristik situs web atau konten palsu

Kompetensi digital mengharuskan Anda menjadi pengguna teknologi yang cerdas. Dalam hal ini, untuk menghindari segala macam penipuan online, Anda bisa mengetahui informasi mana yang benar dan mana yang palsu.

v Cara menciptakan peluang:

Menciptakan peluang bisnis memang tidak mudah. Namun jika Anda bekerja keras dan pandai mencari solusi, Anda tetap bisa melakukannya. Selain itu, ada cara lain untuk menciptakan peluang bisnis berdasarkan berbagai faktor:

1. Kebutuhan: Jika Anda memiliki kebutuhan yang menurut Anda tidak terpenuhi oleh produk dan layanan yang sudah tersedia, Anda dapat mengembangkan produk lain yang lebih baik. Permintaan akan produk dan layanan ini sangat besar sehingga ini adalah peluang besar.

2. Kemampuan diri: Kemampuan yang ada dalam diri Anda perlu dikembangkan menjadi peluang bisnis baru. Misalnya Anda bisa membuat kue yang enak, maka tidak diragukan lagi Anda akan membuka toko kue basah dengan berbagai macam potongan yang ada.

3. Hobi: Siapa sangka hobi bisa mendatangkan sumber keuangan rupiah? Seperti hobi yang berhubungan dengan wisata kuliner, kita juga bisa menjadi blogger dan blogger kuliner. Kita juga bisa menjadi orang yang menghargai makanan lezat di restoran sebagai imbalan bagi calon pengunjung.

4. Lokasi: Memulai bisnis cukup positif bagi kami. Misalnya, jika Anda memiliki rumah di dekat sekolah atau kampus Anda, toko fotokopi adalah pilihan yang bijak. Anda juga bisa membuka toko dengan harga khusus untuk pelajar.

Jumat, 10 Desember 2021

Strategi Menangkal Hoaks

Resume pertemuan 5

Narasumber: Heni Mulyati, M. Pd. 

Moderator: Muliadi

Penulis: Saiful Basroni

Materi: Strategi Menangkal Hoaks


Apa itu Hoaks? 

Menurut Wikipedia hoaks atau berita bohong merupakan informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar. Hal ini berbeda dengan rumor, ilmu semua atau berita palsu. Tujuan berita bohong adalah membuat masyarakat merasa tidak aman, tidak nyaman dan kebingungan. 

Pada pertemuan ke 5 ini, kita ditemani narasumber hebat kelahiran cilacap. Berikut cv lengkap dari narasumber.





Narasumber pada pertemuan ke 5 tersebut, berkolaborasi dengan moderator jebolan kelas menulis bersama PGRI besutan Om Jay gelombang 19. Beliau adalah Bapak Muliadi. Pada pelatihan kelas menulis beliau merupakan ketua kelas gelombang 19. Materi pada hari ini adalah strategi menangkal hoaks.

Kehadiran teknologi digital disatu sisi menaruh kebermanfaatan pada banyak sekali sektor kehidupan. Kemajuan didunia industri digital sudah membawa peradaban insan berkembang demikian pesat. Kehidupan bermasyarakat pun semakin terbuka. Informasi begitu mudahnya bisa di akses siapa pun, dimana pun, & kapan pun. Informasi bukan barang langka. Narasumber mengatakan, bahwa dulu dizaman beliau mahasiswa, terdapat satu ungkapan "siapa yang menguasai warta, beliau menguasai dunia". Pada waktu itu, akses terhadap warta tertentu hanya milik orang-orang tertentu pula. Informasi sebagai barang yang berharga. Saat ini warta demikian terbuka, siapa saja sanggup memperoleh warta dengan gampang. Tetapi tantangannya, tidak seluruh warta yang tersedia adalah warta yang sahih. Bahkan tak jarang warta yang sahih wajib "bertarung" dengan warta yg tidak sahih alias "Hoaks". Batas sahih & keliru menjadi sangat tipis, lantaran hampir-hampir kita tidak bisa membedakan mana warta hoaks & bukan hoaks. 
Informasi hoaks itu sangat berbahaya. Narasumber mengungkapkan, warta hoaks bisa membangun perpecahan, menurunkan reputasi seorang, menyebabkan opini negatif, menyebabkan keraguan terhadap liputan (mengaburkan liputan), & tentu saja sangat merugikan warga. Oleh karena itu, kita wajib berusaha menghindari warta hoaks. Bagaimana caranya? Penasaran? Mari baca goresan pena ini hingga tuntas. 

Narasumber akan membahas tiga hal :
1. Membahas mengenai perkembangan era digital & banjir warta.
2. Mengenai hoaks, motif, jenis, karakteristik, & dampaknya.
3. Membahas mengenai tips periksa liputan secara singkat.

Mari kita nostalgia ke era internet belum ditemukan. Media berita waktu itu sangat terbatas. Ada TV, radio, & koran cetak. Saya pernah mengalami pula bagaimana antrinya telepon pada wartel atau telepon menggunakan telepon umum koin. Dulu berkirim surat lewat pak pos & menunggu berhari-hari balasannya.
Ini dulu..... kini ......
Semua berubah. Siapa pun sanggup menjadi pembuat, penyebar, & pengguna warta. Dulu jika nonton acara, setel TV, belum masuk listrik. Kalau mau nonton TV wajib gunakan AKI. Itu pun menumpang pada tetangga.
Sekarang, seluruh saluran TV apa pun terdapat pada genggaman. Bahkan banyak pula sosok-sosok sebagai milyarder lantaran mempunya channel Youtube sendiri. Perubahan teknologi pula berdampak dalam masifnya warta yang diterima.
Banyak warta yg tersebar pada grup, baik warta yang berfokus ataupun tidak berfokus. Belum lagi banyaknya grup dialog yang kita ikuti. Bisa jadi bagi beberapa orang situasi ini tidak nyaman. Ketika banyak warta yang hadir dalam satu waktu.

Selain kemudahan yang diberikan oleh perkembangan teknologi informasi & komunikasi, terdapat sisi lain yang perlu jadi perhatian, yaitu sirkulasi hoaks pada warga masyarakat.
Mafindo sendiri melakukan inspeksi liputan menurut laporan yang masuk. Terdapat 2.298 hoaks selama tahun 2020.
Dilihat berdasarkan temanya, politik & kesehatan menduduki peringkat 2 terbesar dibanding tema-tema lainnya. (sumber: Litbang Mafindo.
Dilihat berdasarkan saluran peredarannya, FB, WA, & Twitter sebagai lokasi dimana hoaks banyak tersebar. Itulah mengapa krusial bagi kita buat bisa membedakan mana hoaks atau bukan dengan mempunyai kemampuan periksa fakta yang cukup.

Ada beberapa situasi yang perlu kita sadari terkait menggunakan banjirnya informasi ini. Yaitu:
1. Era Post Truth
2. Matinya kepakaran
3. Filter bubble & echo chamber


Era post truth
ditandai dengan ketika suatu liputan diberikan, seorang cenderung tidak menerimanya. Hal ini lebih dikarenakan emosi yang lebih banyak didominasi & keyakinan pribadi. Misal, kita telah percaya dengan si A. Ketika si B memberitahu bahwa terdapat informasi lain mengenai A, kita akan menyangkalnya. Kita telah yakin si A pasti benar dengan apa pun yang disampaikan.
Ada hal lain yang perlu kita sadari, kita semua berada pada gelembung-gelembung grup berita. Misal, aku akan memblokir orang yg tidak sesuai dengan ide & pemikiran aku . Dampaknya buat kita terbatas dalam orang-orang yang satu frekuensi saja.


Matinya kepakaran situasi yang perlu kita waspadai. Banyak orang, terutama masa pandemi, menaruh gagasan tetapi bukan pakar di bidangnya. Misal latar belakang A tetapi menaruh pandangan mengenai bidang lainnya. Atau bukan pakar kesehatan, tetapi merasa paling memahami bidang kesehatan. Kita akan masuk dalam bagian kedua, tentang apa itu hoaks, motif, jenis, karakteristik, & dampaknya.

Ada kata lainnya yaitu filter bubble & echo chamber. Penjelasan terdapat dalam slide.


Hoaks sendiri berdasarkan asalnya telah dipakai abad ke-17. Asal istilah ‘hocus’. Hocus pocus, seperti dengan sim salabim pada sulap. Dari sisi pengertiannya, hoaks merupakan infomasi yang sesungguhnya tidak benar, akan tetapi dibentuk seolah-olah benar.

Mengapa terdapat orang yang percaya hoaks? Banyak alasannya.
Ini beberapa di antaranya:
1. Kemampuan literasi digital & berpikir kritis yang belum merata
2. Polarisasi warga
3. Belum cakap memilah informasi & minimnya kemampuan periksa fakta

Ada tujuh misinformasi & disinformasi yang bisa disimak dalam tautan pada bawah ini.
Misinformasi: informasi salah, penyebarnya tidak memahami jika itu keliru. Umumnya tidak disengaja.
Disinformasi terdapat unsur kesengajaan.

Simak tautan di bawah ini, sumber dari Youtube Mafindo: https://www.youtube.com/watch?v=ojCpsFhmSS0

Berikut model hoaks yg mungkin bapak & ibu pernah dapat. Ada yang namanya satire atau parodi, konten palsu, koneksi yang keliru. Ada banyak alasan seorang mengembangkan hoaks. Salah satunya motif ekonomi. Ada orang-orang yang menciptakan situs tertentu yang isinya provokatif. Ketika orang mengunjungi situs tadi, maka akan menerima laba ekonomi (click bait). Pembuat dapat uang, kita dapat perpecahan, debat, & sebagainya.
Ada banyak motif lain yang perlu kita waspada. Contoh berikutnya konten yang menyesatkan, konten yang keliru, konten tiruan, & konten yang dimanipulasi.

Apa saja ciri-ciri berita hoaks?
Sumber informasi tidak jelas, umumnya bangkitkan emosi, kelihatan ilmiah tetapi keliru, isinya sembunyikan fakta, & minta diviralkan. Mafindo rekomendasikan untuk sumber berita pakai rujukan media andal atau anggota Dewan Pers. Atau sumber berdasarkan forum resmi terkait. 

Apa dampaknya?
Akan muncul perpecahan & saling curiga antara kita. Selain itu ada kebingungan bedakan mana yang hoaks & bukan. Dapat jua menciptakan mati seseorang lantaran terlalu percaya menggunakan kabar yg didapat. Lantaran percaya hoaks akhirnya terlambat penanganan medis. Sekarang kita masuk ke bagian terakhir, bagaimana melakukan periksa liputan singkat. Silakan bapak ibu menonton video ini yah. Ini produksi Tular Nalar berdasarkan situs www.tularnalar.id Video durasi 5 mnt bisa ditonton dalam tautan di bawah ini.

beberapa cara cepat buat periksa liputan. Bisa ditinjau lebih jelasnya dalam paparan. Apabila mendapat warta melalui WA, ini caranya buat cek hoaks. Jika bapak ibu ingin belajar lebih lanjut tentang literasi digital, bisa mengunjingi ke www.literasidigital.id atau www.tularnalar.id Bisa pula ke youtubenya Mafindo supaya memahami hoaks terbaru apa saja.

Ada 3 hal yang perlu dicek fakta: narasi, foto, & video. Kalau bapak ibu mau ikutan sesi training ini, bisa ke sini yah. Kelas Kebal Hoaks (KKH) Mafindo bekerja sama menggunakan Kominfo & Siberkeasi. Gratis & menerima sertifikat. Pelatihan ini lebih detail teknis melakukan periksa liputan. Banyak praktik & latihan. Silakan menghubungi kontak pada layar. Ikuti pula IG @Siberkreasi atau @Turnbackhoaxid

Bahwa hendaklah bijak memakai media digital. Apa yg kita unggah akan tinggalkan jejak. Periksa faktanya dulu. Setiap orang boleh mengungkapkan opini, sepakat atau tidak akan sesuatu. Tetapi, hal yang tidak dilupa gunakan fakta.
Misal: seorang pakai foto tahun 2016, tetapi dibentuk seolah-olah peristiwa 2021. Fakta tahun foto yg keliru ini yg perlu diluruskan. Caranya bagaimana? Atau sanggup ikuti training Kelas Kebal Hoaks nya Mafindo.
Ada beragam tools yang akan dipelajari.
1. Ada beberapa cara sederhana yg sanggup dipakai. Misal kita pakai Google Search Image buat cek sebuah gambar. Untuk berita, lihat situsnya, media andal (anggota Dewan Pers) atau situs abal-abal/gratisan (wordpress, blogspot, dll). Kita sanggup cek pada mesin pencarian, tetapi perhatikan asal link infonya. Apakah andal atau tidak. Untuk video, terdapat beberapa tools, contohnya Invid. Untuk prosesnya, video lebih kompleks. Ada training spesifik untuk ini. Akan diajarkan pada kelas KKH Mafindo.
2. Sikap kita: pertama kenali dulu ciri grup. Kemudian untuk kesepakatan apa yg boleh & tidak buat diunggah pada grup. Saya pikir ini perlu diskusi dengan admin & anggota grupnya. Ada dua hal perlu kita ketahui: 1. Berita, produk jurnalistik, terdapat UU Pers. 2. Hoaks, bukan produk jurnalistik, kaitannya ke UU Ite. Ketika kita menemukan berita (nomor 1) yg dipercaya tidak benar, bapak ibu bisa mengajukan keberatan secara tertulis. Nanti media akan menaruh hak jawab dengan difasilitasi Dewan Pers. Sehingga, apabila ditemukan kekeliruan, media bisa melakukan revisi atas pemberitaannya. apabila angka dua (hoaks) ini arahnya ke UU Ite yg artinya dapat konsekuensi hukum. Konten sanggup dihapus, atau pelaku menerima sanksi hukum. Jadi, tidak ada salahnya bapak ibu mengungkapkan opini atau liputan ke media, apabila dirasa perlu diluruskan.