Senin, 22 November 2021

Generasi Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital

Resume pertemuan 10
Pelatihan Guru Motivator Literasi Digital
(GMLD) 
Senin, 22 November 2021
Narasumber: Rosminiyati
Moderator: Muliadi
Penulis: Saiful Basroni



Waktu terus berjalan, tak terasa pelatihan GMLD sudah memasuki setengah dari perjalanannya. Hari ini sudah masuk pertemuan ke 10 dari total 20 pertemuan yang dijadwalkan. Materi pada hari ini adalah "Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia digital". Kelas dipandu oleh pak Muliadi sebagai Moderator yang mendampingi Ibu Rosminiyati dari Pangkalpinang sebagai narasumber. 

Sebelumnya mari kita kenalan dengan narasumber kita pada hari ini.


Mengawali paparan materinya, narasumber ingin mengulik 2 kata kunci yang menjadi pedoman pembahasan pada hari ini tetang "Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital".
 1. Berani, berdasarkan KBBI V online diartikan “mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut).
2. Perubahan, menurut KBBI V online adalah hal (keadaan) berubah; peralihan; pertukaran. Tentu saja, dalam hal ini adalah perubahan dari keadaan semula menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.

Mengapa perlu melakukan perubahan di dunia digital? 
1. Kebutuhan. 
Kita ketahui bersama, perubahan dan perkembangan teknologi sudah menghiasi dunia ini, baik di segala sektor dan aspek kehidupan sosial. Tak luput juga terjadi di bidang pendidikan. Mau tidak mau, suka tidak suka, kita sebagai guru dipaksa harus mengikuti perubahan dan perkembangan yang ada. Adanya pandemi memaksa guru harus berubah dan melek teknologi. Karena pembelajaran yang semula dilaksanakan secara tatap muka, kini beralih dengan modal daring (online). Jika guru tidak mau melakukan perubahan, bukan tidak mungkin kita akan ditinggal murid-murid kita. 
2. Menyalurkan hobi.
3. Tambahan penghasilan. 
4. Berbagi. 

Hal-hal yang dapat mempengaruhi Perubahan di Dunia Digital:
1. Tekad dan Semangat. 
Jika dalam diri kita sudah tertanam keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan di dunia digital, maka kita akan senantiasa berusaha terus menerus untuk belajar kapanpun, dimanapun dan dengan siapapun. 
2. Lingkungan. 
Pengaruh lingkungan mempunyai dampak yang besar terhadap perubahan di dunia digital. Apabila kita berada di lingkungan orang-orang yang aktif berkecimpung di dunia digital, maka otomatis kita cenderung akan tertarik dan ikut terbawa arus tersebut. Sebaliknya, jika kita berada di lingkungan yang terbelakang, otomatis kita juga akan jalan ditempat atau bahkan kita akan tertinggal. 
3. Sarana dan Prasarana. 
Di dalam penerapan dunia digital erat kaitannya dengan adanya sarana dan prasarana yang mendukung (gawai, laptop, PC, kuota internet, listrik, dll). Apabila fasilitas tidak mendukung, tentu kita tidak bisa melakukan perubahan di dunia digital. 
4. Kesempatan. 
Terkadang kita menemukan keadaan seseorang yang ingin melakukan perubahan di dunia digital, namun karena tidak adanya kesempatan maka perubahan tersebut menjadi tertunda. 
5. Dukungan. 
Ada kalanya, untuk melakukan suatu perubahan, kita perlu adanya dukungan dari orang-orang terdekat kita. Baik dukungan dalam bentuk fisik, mental, dan juga finansial. Hal tersebut menjadi sangat penting, karena melakukan perubahan di dunia digital, bagi sebagian orang bukanlah hal yang sederhana dan gampang. 

Narasumber mengatakan bahwa kita semua di grup ini merupakan motivator. Arti kata motivator menurut KBBI V online adalah orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak.

Dalam hal ini, kita berperan sebagai motivator bagi anak muda (murid-murid, anak-anak kita) untuk berani melakukan perubahan di dunia digital. 

Untuk bisa menggerakkan orang lain agar mau berubah, tentunya kita sudah harus memulai dengan menggerakkan diri kita sendiri untuk berubah. Mengapa?
Karena kita adalah seorang guru dan orang tua yang menjadi model bagi murid-murid dan anak-anak kita.

Seperti kita ketahui bersama, bahwa anak-anak tidak akan bergerak jika kita hanya menyuruh atau mengajak tanpa adanya bukti yang bisa mereka lihat atau tiru. Permasalahannya, Apakah kita sendiri sudah berubah? atau tepatnya, Apakah kita sendiri sudah berani melakukan perubahan?

Terkait perubahan, masing-masing kita tentu saja berbeda. Perubahan untuk masing-masing kita disesuaikan dengan kondisi awal yang kita punya, jelas narasumber. 

Bentuk atau Jenis Perubahan di Dunia Digital:
1. Tidak bisa => bisa;
2. Tidak berani => berani;
3. Sudah bisa => banyak/terampil;
4. Banyak => berkualitas;
5. Sendiri => berkolaborasi;
6. Sederhana/biasa => istimewa/unik/menarik;
7. Tidak berguna => bermanfaat;
8. Untuk diri sendiri => berbagi/inspirasi/memotivasi;
9. Dan lain sebagainya. 

Narasumber menegaskan, untuk melakukan perubahan di dunia digital, kita tidak perlu merasa minder atau takut hanya gara-gara melihat karya-karya luar biasa dari orang-orang hebat yang sudah ada di ruang maya.

Mereka awalnya juga bermula dari bukan siapa-siapa. Namun, karena mereka sudah memulainya, dan tentunya lebih dulu dari kita, serius melakukannya, dan dengan seperangkat kelebihan yang dimiliki, akhirnya menjadi seperti apa yang kita lihat saat ini.

Hal ini tidak menutup kemungkinan terjadi pula pada diri kita jika kita melakukan hal yang sama.

Selanjutnya, kita jalani prosesnya dengan sabar, karena tidak ada yang instan. Berpijak pula pada latar belakang pengetahuan dan pengalaman, serta “perangkat lunak” yang ada pada diri kita masing-masing, jangan mengukur capaian kita dengan keberhasilan orang lain. Cukuplah kesuksesan orang lain menjadi motivasi, sebagai pemantik semangat di saat kita lemah.
Masing-masing kita tahu pondasi kita. Oleh karena itu, berjuanglah sesuai kemampuan. Jika kemarin kita baru bisa mengetik di Word dan kemudian hari ini sudah bisa nge-blog, artinya kita sudah melakukan perubahan atau naik kelas. Begitulah seterusnya.

Hal-hal yang bisa diterapkan dalam Gerakan Perubahan di Dunia Digital
1. Mengubah mindset (pola pikir),
antara lain:
Usia tua => Merasa muda
Guru jadul => Guru gaul
Tidak sempat =>Menyempatkan diri
Tidak mampu => Saya bisa

Usia tua sering dijadikan alasan bagi guru-guru untuk tidak berubah dan tidak mau beradaptasi dengan keadaan, dengan dalih sebentar lagi akan pensiun, dan lain-lain. Padahal, umur yang tua dengan perangkat perkembangan dan kemajuan yang dimilikinya, justru akan menjadi daya tarik tersendiri bagi murid-murid kita untuk berubah juga. “_Guru jadul aja bisa gaul, masak kamu gak_?” He … he … he …

”Tidak sempat” juga sering dijadikan alasan. Padahal waktu yang kita miliki sama, 24 jam. Tidak ada seorang pun yang dilebihkan barang sedetik pun. Di sini, hanya butuh manajemen waktu.

2. Meluruskan niat.
Niatkan perubahan yang kita lakukan untuk kebaikan umat, khususnya anak-anak didik kita. Tidak menutup kemungkinan, pada saat kita melakukan perubahan, banyak kendala yang menghadang. Jika niat kita baik, hanya mengharapkan rida Allah, maka akan ada banyak jalan yang memudahkan urusan kita.

3. Berani keluar dari zona nyaman.
Hal ini tidak gampang dilakukan. Banyak kesenangan yang harus ditukar dengan kesulitan-kesulitan yang kita hadapi dalam gerakan perubahan diri.

Cara yang paling ampuh adalah dengan memaksakan diri. Perbuatan baik dimulai dari keterpakasaan, kemudian berubah menjadi kebiasaan, selanjutnya menjadi kebutuhan. Apabila sudah sampai pada kebutuhan, jika kita tidak melakukannya, kita akan merasa haus dan lapar.

4. Bergabung dalam komunitas.
Hal ini penting. Berada dalam ruang lingkup yang sempit, membuat kita sulit berkembang. Berada dalam komunitas, menjadikan kita semakin terbuka terhadap perubahan. Banyak sekali hal baru yang menginspirasi, memotivasi, dan menguatkan kita untuk mengubah diri. Bahkan, kesempatan berkembang luar biasa terbuka lebar.

Salah satu komunitas yang menawarkan paket lengkap dan istimewa tanpa biaya adalah Belajar Menulis PGRI yang diprakarsai Om Jay. Di komunitas ini, kita bisa bermetamorfosa begitu cepat. Kita bisa belajar banyak hal. Jika tidak percaya, silakan buktikan sendiri.

5. Bangun kolaborasi.
Sebagai manusia yang sarat dengan keterbatasan, kolaborasi penting dilakukan. Dengan kolaborasi, kekuatan menjadi berlipat ganda, dan kekurangan bisa ditutupi. Akhirnya, terciptalah karya yang luar biasa.

Contoh hasil kolaborasi narasumber yang belum bisa membuat video, tapi menghasilkan video karena adanya kolaborasi. 

6. MULAI.
Gerakan apa pun tidak akan berjalan tanpa memulainya. Karena itu, mulailah saat ini, dan jangan pernah menundanya lagi.


Terkait tema “Anak Muda Berani Bikin Perubahan di Dunia Digital” bagi anak-anak kita, kita tidak perlu mengajari mereka cara menggunakan platform digital. Mereka jauh lebih pintar dan terampil dari pada kita. Sebaliknya, kitalah yang perlu belajar dari mereka, jelas narasumber. 

Narasumber menekankan, target kita adalah meluruskan penggunaan media digital pada mereka. Bermain game yang hampir menyita sebagian besar waktu mereka dengan gawai, kita alihkan kepada kegiatan lain yang jauh lebih bermanfaat.

 Bagaimana caranya?

1. Kolaborasi.
Kita berada pada komunitas sekolah yang luas. Anak-anak didik kita jumlahnya banyak. Kita tidak mungkin bisa melakukannya sendiri. Oleh karena itu, perlu dibangun kolaborasi di antara sesama guru.

2. Melakukan sosialisai tentang literasi digital.
Kita bisa menggunakan materi yang sudah kita peroleh dari pelatihan GMLD ini. Untuk waktunya:
Pertemuan langsung/tatap muka di dalam ruangan kelas;
Pada saat upacara atau waktu khusus.

3. Memfasilitasi murid-murid kita melakukan hal-hal positif dalam dunia digital.
Membuat komunitas di sekolah, misalnya: komunitas bloger sekolah, komunitas YouTuber sekolah, dll.

4. Memotivasi:
Mengadakan perlombaan;
Memberikan hadiah, dll.


Mulailah sekarang juga, jangan tunggu saat kita ada waktu, waktu tidak  menunggu kita tetapi kitalah yang Harus menyiasati waktu. Segera ambil kesempatan untuk menghasilkan karya di dunia digital. 

Semoga kita dapat menguatkan niat dan terus melakukan giat untuk menebar banyak manfaat. 

Salam literasi digital. 
Kutai Kartanegara. 


5 komentar:

  1. Balasan
    1. Mantab om jay. Kelas2 yg peakarsai om jay keren2. Berkah untuk om jay dan tim semuanya. Aamiin

      Hapus
  2. Terima kasih telah bersedia bèlajar bersama dengan penuh semangat.

    BalasHapus
  3. Resumenya menolong saya yang tidak sempat ikut kegiatan ini, mantap, Pak 👍

    BalasHapus
  4. Ssmoga kita dapat menguatkan tekad ..swmnagat pak..kita maju bersam

    BalasHapus