Apakah
Inklusifitas itu?
Inklusifitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion”
yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah
eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian
inklusifitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja
tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.
Sebagai sebuah
sikap, inklusifitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap
lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah
masyarakat digital.
Mengapa harus
bersikap inklusif di era digital?
Narasumber
mengungkapkan bahwa, masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi
dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia
digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul
secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.
Mengapa masyarakat
digital mesti inklusif?
Ada beberapa
alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif, yaitu:
1.
Internet bukan barang baru lagi
di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapa saja
dengan mudah.
Dari data yang ada, Indonesia tercatat
sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia. Indonesia menduduki
posisi ke empat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan
bahwa Indonesia menjadi salah satu pengguna internet terbesar. Berdasarkan data
internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada
Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah
8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa,
mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital
yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi,
berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling
banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram,
facebook, lalu twitter.
2.
Dunia digital cenderung
mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun
pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Maka dari itu,
perlu kita sikapi dengan bijak dan benar. Contohnya adanya perpecahan atau
perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial.
3.
Keunikan yang hadir sebagai
sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi
keunikannya, sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana
layaknya anggota masyarakat digital lainnya.
4.
Hak untuk memperoleh akses
layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya
mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.
Masyarakat digital harus dapat mampu
bersimpati dan juga berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan
fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi
yang ramah kepada penyandang disabilitas. Agar setiap orang dengan segala
keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk
mengembangan diri.
Narasumber menegaskan, dari 1-4
alasan diatas bahwa kita tidak bisa menghindari era digital. Hanya ada 2
pilihan yaitu ikut atau ditinggalkan.
Lantas bagaimana sebaiknya kita
menghadapinya? Sebagai guru apa yang harus
kita lakukan?
Setiap anggota masyarakat berhak
mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan
peningkatan sumber daya manusianya.
3 hal penting
dalam inklusifitas dunia digital :
1.
Keunikan fisik dan kemampuan.
2.
perbedaan dan keragaman.
3.
keadilan akses digital.
Jika kita yang
normal bisa menikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana dengan
saudara kita yang disabiltas?
Tentu terasa Indah
sekali jika inklusifitas bisa kita hadirkan di lingkungan kita masing-masing. Oleh
karena itu kita juga harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas.
Sesuai dengan kehendak Tuhan tentang penciptaan manusia yang beragam. Untuk
saling mengenali dan berkolaborasi.
Lingkungan yang
inklusif dapat dilihat dari tiga hal yang telah dijelaskan diatas, jika hal tersebut berkaitan dengan
kemudahan dalam mengkases internet maka yang harus dilakukan adalah menyediakan
akses internet yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya
membangun infrastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau.
Sementara itu jika hal tersebut, berkaitan dengan sikap pengguna internet di
dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbedaan pandangan harus dapat diwujudkan.
Contohnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima perbedaan sebagai
sesuatu yang wajar.
Motivasi yang
harus diberikan kepada masyarakat adalah bahwa perbedaan dan keragaman merupakan
sebuah keniscyaan, oleh karena itu keragaman dan perbedaan perlu dikelola
secara baik dengan menonjolkan nilai-nilai yang lebih universal, seperti gotong
royong.
Menyediakan
instrumen atau alat yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah
satu bentuk perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat digital adalah dengan menyediakan perangkat yang
ramah terhadap disabilitas, dan hal ini ternyata sudah ada produk gadget yang
memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang sesuai
dengan penyandang tuna netra. Kebetulan saya memiliki satu mahasiswa tuna netra
yang menggunakan tersebut, ungkap narasumber pada pemaparan nya.
Untuk akses internet
gratis sebenarnya sudah ada yang disediakan oleh pemerintah, terutama di
desa-desa. Saya kira hampir semua desa di Indonesia telah memperoleh program
ini. Sementara untuk interner gratis dari pemerintah daerah tentu hal ini akan
bergantung pada program daerahnya masing-masing. Kebetulan kalau di daerah saya
belum ada, narasumber menambahkan.
Sikap inklusifitas
dalam bermedia sosial antara lain dapat diwjudkan dengan sikap saling
menghargai dan menghormati hak dan pendapat orang lain, kemudian dapat menerima
dan menghargai perbedaan. Sepanjang hal tersebut tidak berkaitan dengan
sikap menghina, bully atau sejenisnya, sebaiknya kita hargai saja sebagai
keragaman dalam berpikir.
Untuk infrastruktur
merupakan perangkat pelayanan dasar, dan ini umumnya berkaitan dengan
penyediaan peralatan pendukung utama seperti tower dan lain-lain untuk
kelancaran jaringan internet. Jadi untuk penyandang disabilitas tentu akan ikut
terlayani dengan infrastruktur ini. Yang paling penting bagi penyandang
disabilitas adalah tersedianya perangkat atau aplikasi yang sesuai dengan
kebutuhan mereka. Yang paling sederhana misalnya kita bisa membuat blog bukan
hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga dalam bentuk suara sehingga para
tunanetra dapat memanfaatkan blog kita.
Merasa superior
akibat jumlah atau kekuasaan sering menjadi pemicu terjadinya sikap anti
iknlusif. Untuk itu yang harus kita lakukan adalah terus memberikan edukasi
yang baik kepada masyarakat agar tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang
eksklusif. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan perundungan fisik,
perundungan verbal, agresi relasi, perundungan prasangka, perundungan siber,
apalagi perundungan seksual. Prilaku seperti itu harus terus kita minimalisir
agar tidak memicu timbulnya sikap-sikap yang anti sosial.
Jadi, kita sebagai manusia diciptakan dengan sebuah perbedaan. Dengan adanya perbedaan tersebut tugas kita adalah untuk saling terbuka antar satu sama lain dan tidak untuk membedakan-bedakan. Justru dengan adanya perbedaan tersebut, kita harus saling bekerjasama, berkolaborasi dan saling melengkapi. Menjadi bermanfaat bagi manusia yang lainnya.
Mantap
BalasHapusTerima kasih
Hapus