Sabtu, 20 November 2021

Inklusifitas di Dunia Digital

Resume pertemuan ke-8
Guru Motivator Literasi Digital
Narasumber : Muliadi
Moderator : Dail Ma'ruf
Penulis : Saiful Basroni
Materi : Inklusifitas di Dunia Digital


Pertemuan ke 8 pelatihan Guru Motivator Literasi Digital (GMLD) Angkatan 1, menghadirkan kolaborasi hebat. Moderator dan Narasumber, keduanya merupakan jebolan kelas menulis PGRI gelombang 19 dan 20. Bapak Muliadi sebagai narasumber merupakan Ketua kelas belajar menulis PGRI gel. 19, sedangkan Bapak Dail Ma'ruf merupakan Ketua kelas belajar menulis PGRI gel. 20. Pada pertemuan ini materinya tentang inklusifitas di dunia digital.

Sebelumnya mari kita simak CV dari narasumber.



Apakah Inklusifitas itu?

Inklusifitas berasal dari kata inklusi, kata ini diambil dari kata “inclusion” yang berarti mengajak masuk atau mengikutsertakan. Lawan kata inklusi adalah eksklusif atau eksclusion, artinya menegasi atau mengeluarkan. Dengan demikian inklusifitas merujuk kepada sikap menerima atau mengajak kepada siapa saja tanpa melihat perbedaan dalam konteks sosial.

Sebagai sebuah sikap, inklusifitas senantiasa dikaitkan dengan sikap masyarakat terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini, masyarakat yang dimaksud adalah masyarakat digital.

Mengapa harus bersikap inklusif di era digital?

Narasumber mengungkapkan bahwa, masyarakat digital identik dengan kebiasaan interaksi dengan media baru melalui konsep metode baru dalam berkomunikasi di dunia digital dan memungkinkan orang-orang dari kelompok-kelompok kecil berkumpul secara online, berbagi, menjual, dan menukar barang serta informasi.

Mengapa  masyarakat  digital mesti inklusif?

Ada beberapa alasan mengapa masyarakat digital harus inklusif, yaitu:

1.      Internet bukan barang baru lagi di Indonesia. Oleh sebab itu internet seharusnya bisa dinikmati oleh siapa saja dengan mudah.

Dari data yang ada, Indonesia tercatat sebagai salah satu pengguna smartphone terbesar di dunia. Indonesia menduduki posisi ke empat setelah China, India, dan Amerika Serikat. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu pengguna internet terbesar. Berdasarkan data internetworldstats, pengguna internet Indonesia mencapai 212,35 juta jiwa pada Maret 2021. Sementara rata-rata waktu yang digunakan untuk mengakases internet adalah 8 jam 52 menit atau sekitar 75% dari waktu yang tersedia. Ini luar biasa, mengingat hampir 3/4 waktu dihabiskan hanya untuk mengamati perangkat digital yang ada. Sebagian besar pengguna memanfaatkan media sosial untuk berinterkasi, berkomunikasi, atau sekedar mencari informasi. Tercatat aplikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut yaitu youtube, whatsapp, instagram, facebook, lalu twitter.

2.      Dunia digital cenderung mempertajam perbedaan dan mempeluas keragaman, baik dari aspek fisik maupun pandangan, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan sosial. Maka dari itu, perlu kita sikapi dengan bijak dan benar. Contohnya adanya perpecahan atau perkelahian antara warga terjadi hanya akibat penggunaan media sosial.

3.      Keunikan yang hadir sebagai sebuah keniscayaan, perlu mendapat perlakuan yang proporsional sesuai kondisi keunikannya, sehingga mereka dapat menikmati layanan dan kebutuhan sebagaimana layaknya anggota masyarakat digital lainnya.

4.      Hak untuk memperoleh akses layanan dan kebutuhan di dunia digital untuk berbagai keperluan seharusnya mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia.

Masyarakat digital harus dapat mampu bersimpati dan juga berempati kepada berbagai keunikan akibat keterbatasan fisik atau mental yang diwujudkan dengan menyediakan instrument atau aplikasi yang ramah kepada penyandang disabilitas. Agar setiap orang dengan segala keterbatasannya dapat menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangan diri.

 

Narasumber menegaskan, dari 1-4 alasan diatas bahwa kita tidak bisa menghindari era digital. Hanya ada 2 pilihan yaitu ikut atau ditinggalkan.

 

Lantas bagaimana sebaiknya kita menghadapinya? Sebagai guru apa yang harus  kita lakukan?

 

Setiap anggota masyarakat berhak mendapatkan layanan internet untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan peningkatan sumber daya manusianya.

3 hal penting dalam inklusifitas dunia digital :

1.      Keunikan fisik dan kemampuan.

2.      perbedaan dan keragaman.

3.      keadilan akses digital.

Jika kita yang normal bisa menikmati serunya era digital dengan smartphone, bagaimana dengan saudara kita yang disabiltas?

Tentu terasa Indah sekali jika inklusifitas bisa kita hadirkan di lingkungan kita masing-masing. Oleh karena itu kita juga harus menyediakan kemudahan kepada penyandang disabilitas. Sesuai dengan kehendak Tuhan tentang penciptaan manusia yang beragam. Untuk saling mengenali dan berkolaborasi.

Lingkungan yang inklusif dapat dilihat dari tiga hal yang telah dijelaskan  diatas, jika hal tersebut berkaitan dengan kemudahan dalam mengkases internet maka yang harus dilakukan adalah menyediakan akses internet yang lebih baik. Dalam hal ini pemerintah terus berupaya membangun infrastruktur jaringan agar layanan jaringan mudah, dan terjangkau. Sementara itu jika hal tersebut, berkaitan dengan sikap pengguna internet di dunia digital, maka sikap keterbukaan terhadap perbedaan pandangan harus dapat diwujudkan. Contohnya tidak mudah terprovokasi, dan dapat menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.

Motivasi yang harus diberikan kepada masyarakat adalah bahwa perbedaan dan keragaman merupakan sebuah keniscyaan, oleh karena itu keragaman dan perbedaan perlu dikelola secara baik dengan menonjolkan nilai-nilai yang lebih universal, seperti gotong royong.

Menyediakan instrumen atau alat yang memudahkan para penyandang disabilitas sebagai salah satu bentuk perbedaan yang ada dalam lingkungan masyarakat digital  adalah dengan menyediakan perangkat yang ramah terhadap disabilitas, dan hal ini ternyata sudah ada produk gadget yang memiliki fitur pembaca wajah, termasuk smartphone dengan fitur yang sesuai dengan penyandang tuna netra. Kebetulan saya memiliki satu mahasiswa tuna netra yang menggunakan tersebut, ungkap narasumber pada pemaparan nya.

Untuk akses internet gratis sebenarnya sudah ada yang disediakan oleh pemerintah, terutama di desa-desa. Saya kira hampir semua desa di Indonesia telah memperoleh program ini. Sementara untuk interner gratis dari pemerintah daerah tentu hal ini akan bergantung pada program daerahnya masing-masing. Kebetulan kalau di daerah saya belum ada, narasumber menambahkan.

Sikap inklusifitas dalam bermedia sosial antara lain dapat diwjudkan dengan sikap saling menghargai dan menghormati hak dan pendapat orang lain, kemudian dapat menerima dan menghargai perbedaan. Sepanjang hal tersebut tidak berkaitan dengan sikap menghina, bully atau sejenisnya, sebaiknya kita hargai saja sebagai keragaman dalam berpikir.

Untuk infrastruktur merupakan perangkat pelayanan dasar, dan ini umumnya berkaitan dengan penyediaan peralatan pendukung utama seperti tower dan lain-lain untuk kelancaran jaringan internet. Jadi untuk penyandang disabilitas tentu akan ikut terlayani dengan infrastruktur ini. Yang paling penting bagi penyandang disabilitas adalah tersedianya perangkat atau aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Yang paling sederhana misalnya kita bisa membuat blog bukan hanya dalam bentuk tulisan tetapi juga dalam bentuk suara sehingga para tunanetra dapat memanfaatkan blog kita.

Merasa superior akibat jumlah atau kekuasaan sering menjadi pemicu terjadinya sikap anti iknlusif. Untuk itu yang harus kita lakukan adalah terus memberikan edukasi yang baik kepada masyarakat agar tidak memandang perbedaan sebagai sesuatu yang eksklusif. Hal ini dapat dilakukan dengan tidak melakukan perundungan fisik, perundungan verbal, agresi relasi, perundungan prasangka, perundungan siber, apalagi perundungan seksual. Prilaku seperti itu harus terus kita minimalisir agar tidak memicu timbulnya sikap-sikap yang anti sosial.

Jadi, kita sebagai manusia diciptakan dengan sebuah perbedaan. Dengan adanya perbedaan tersebut tugas kita adalah untuk saling terbuka antar satu sama lain dan tidak untuk membedakan-bedakan. Justru dengan adanya perbedaan tersebut, kita harus saling bekerjasama, berkolaborasi dan saling melengkapi. Menjadi bermanfaat bagi manusia yang lainnya. 

2 komentar: