Senin, 16 Agustus 2021

Menulis Cerita Fiksi

Resume ke-13

Gelombang 20

Narasumber : Sudomo, S.Pt.

Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd.

Penulis : Saiful Basroni, S.Pd.

Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi


 

Malam itu bertepatan dengan malam tahun baru Islam 1443 H. Joni mempunyai jadwal mengikuti kelas belajar menulis PGRI. Namun malam itu Joni hanya bisa menyimak materi pelatihan yang mengalir deras melalui chating grup WhattsAppnya. Malam itu Joni tidak bisa mengerjakan tugas resumenya. Rasanya di otak Joni berperang untuk memilih kegiatan mana yang harus diikutinya karena jadwal yang berbarengan. Dan akhirnya Joni memutuskan untuk menghadiri undangan acara organisasinya yang memang mengharuskan kehadirannya pada malam itu.

Hari-hari berlalu ada saja kegiatan dadakan yang harus Joni hadiri. Hal itu membuatnya terlambat menyelesaikan tugas resume kelas belajar menulis yang ia ikuti.

Siang tadi Joni bertemu temanya yang menanyakan tentang keikutsertaannya dalam pelatihan menulis. Hal itu sontak mengagetkan Joni. Karena Joni teringat bahwa ia belum menyelesaikan resume pertemuan yang tertinggal.

Singkat cerita, Joni menceritakan kepada temannya bahwa ia punya hutang resume. Hal itu disebabkan karena beberapa hari ini ia terlalu sibuk dengan berbagai kegiatan sampai ia belum sempat menuntaskan resumenya.

Joni berencana mau menyelesaikan resumenya di Sore hari. Namun pada saat Joni sudah bersiap dengan alat tempurnya, tiba-tiba suara gawainya berbunyi. Dilihatnya ternyata ada panggilan masuk yang menyuruh Joni untuk datang menemui si penlpon dengan segera. Akhirnya niat untuk membuat resumenya terhenti dan Joni bergegas menghampiri penelpon tersebut.

Waktu malam sudah tiba, akhir Joni melanjutkan apa yang menjadi rencana di Sore hari tadi. Joni memngambil laptop dan bersiap menyelesaikan resume yang tertinggal.

Joni ketinggalan materi di pertemuan yang ke-13. Pada pertemuan itu kelas menulis dibersamai oleh duo besan yang keren. Yaitu bu Aam sebagai Moderator, dan mazmo sebagai Narasumber. Tema pada pertemuan tersebut adalah “Menulis Cerita Fiksi”

Mengawali kelas moderator tidak lupa mengucapkan salam dan menyapa para guru hebat peserta kelas menulis. Kemudian Bu Aam melanjutkan dengan memperkenalkan besannya yang menjadi narasumber, yaitu Bapak Sudomo, S.Pt. Beliau merupakan salah satu alumni jebolan gelombang 16 yang telah sukses menulis buku resume dengan gaya cerpen atau  gaya fiksi.

Profil lengkap dari narasumber dapat dilihat disini Tentang Penulis |(wordpress.com)

Berikut salah satu link blog pak Momo https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/18/pahlawan-literasi-harapan-besar-dari-hal-kecil/

Narasumber mengawali kelas dengan berbagi cerita tentang perjalanan menulisnya selama ini, terutama menulis cerita fiksi.









“Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya mengantarkan pak momo terbawa semakin dalam ke dunia menulis fiksi pada saat mengikuti kelas menulis Omjay gelombang 16”.

“Saat membuat tugas resume kelas menulis, ia mencoba berbeda dari yang lain, yaitu menulis resume kelas menulis dengan teknik fiksi”, Ujar pak Momo.

“Menulis resume dalam bentuk fiksi ternyata seru”, Tambahnya.

Karya-karya fiksi pak Sudomo, bisa dilihat di link berikut https://linktr.ee/sudomo.

Joni semakin penasaran bagaimana cara menulis cerita fiksi?

Tiba saatnya pak Momo menjelaskan Kiat Menulis Cerita Fiksi.

Pak Momo Mengungkapkan mengapa kita harus menulis fiksi? Hal ni penting karena menjadi dasar bagi kita untuk belajar menulis fiksi. Alasan utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM)  adalah Teks Literasi Fiksi.

Artinya kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi. Tujuannya agar mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita.

Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam pengembangan profesi kita sebagai guru. Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks. Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.

“Syarat menulis fiksi itu apa ya?” Joni bergumam dalam hati.

“Syarat menulis fiksi  yaitu komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.” Jelas pak Momo.

Pak Momo menambahkan, ada beberapa bentuk-bentuk cerita fiksi, yaitu:

1.      Fiksimini

2.      Flash fiction

3.      Pentigraf

4.      Cerpen

5.      Prosa

6.      Novela

7.      Novel.

Perbedaan terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu ada juga batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.

Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi:

1.      Tema

2.      Premis

3.      Alur/plot

4.      Penokohan

5.      Latar/setting

6.      Sudut pandang.

Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.

Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.

Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:

karakter: anak

tujuan tokoh: kedamaian bumi

rintangan: melawan penyihir jahat

resolusi: belajar sihir

Kiat menulis fiksi.

1.      Niat, terkait motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan;

2.      Baca karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi

3.      Ide dan Genre, terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai

4.      Outline, terkait kerangka tulisan berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi

 - Menulis, terkait membuka  cerita, mengenalkan tokoh, menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik.

- Swasunting, dilakukan setelah selesai menulis, jangan menyunting sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI.

Mengawali sesi tanya jawab, moderator mengawali dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber.

“Bagaimana mengasah teknik show don't tell(Menunjukan tapi tidak memberitahu)? Agak kesulitan untuk yang newbie saat ingin menulis cerpen.”

Narasumber dengan cekatan langsung menjawabnya. Teknik melatihnya ya dengan terus mencoba menulisnya. Tentu pertama harus memahami teknik show don't tell terlebih dahulu. Sebagai contoh mudah bisa mulai berlatih dari kata sifat, misalnya sedih. Dengan teknik ini kita akan membangun suasana sedih tokoh tanpa harus menuliskan kata sedih.

Contoh:

Tehnik tell

Mira sangat sedih melihat jenazah ibunya.

Tehnik show

Dadanya terasa sesak, napas terasa tersekat di tenggorokan, terdengar isakan dibarengi dengan derai air mata yang tak kunjung usai sembari menatap tubuh wanita yang melahirkannya terbujur kaku di ranjang.

Joni mencoba mengumpulkan rangkuman dari tanya jawab peserta.

“Kisah nyata sangat bisa dijadikan cerita fiksi. Istilah kerennya based on true story. Ini akan membuat cerita fiksi lebih dekat dengan pembacanya. Sedangkan cara memanjangkan cerita fiksi salah satunya adalah menggunakan teknik show don't tell seperti yang saya jelaskan tadi. Kalau untuk jenis novel panjang, tentu harus disiapkan outline/kerangka dengan beberapa konflik yang baik.”

“Membuat cerita hidup bisa dengan cara menguatkan karakter tokoh dan membangun suasana yang baik.”

“Akhir cerita yang baik adalah yang menjawab konflik cerita. Berlaku juga untuk akhir yang menggantung. Agar disukai pembaca bisa dibuat menggantung atau plot twist.”

“ Aturan tanda baca sama seperti pada umumnya, yaitu mengacu pada PUEBI”

“Tanda kutip dialog pada kalimat tanya langsung. Dialog tanpa tanda kutip bisa pada narasi paragraf.” Contoh: Saya akan ke sana, seingatku aku pernah mengatakan itu.

Fiksimini adalah fiksi sangat singkat biasanya beberapa kata saja. Contohnya ANJING DILARANG MASUK. Politisi itu tertegun di depan pagar rumahnya.

Flash fiction adalah cerita kilat, biasanya memakai batas jumlah kata khusus, misalnya 50 kata, 100 kata, dll.

Pentigraf adalah cerpen tiga paragraf.

Lebih detailnya bisa melihat contoh dengan menjelajahi web narasumber www.eigendomo.com atau https://bianglalakata.wordpress.com

Diakhir pemaparannya narasumber memberikan closing statement.

"Menulislah selagi sempat, jika tidak juga sempat, maka sempatkanlah".

"Belajar terus, seterusnya pembelajar"

Intinya untuk menjadi seorang penulis, kita harus memaksa diri kita untuk menyempatkan waktu buat menulis. Selain itu kita juga harus banyak belajar menulis.

 

2 komentar: