Resume ke-13
Gelombang 20
Narasumber : Sudomo, S.Pt.
Moderator : Aam Nurhasanah, S.Pd.
Penulis : Saiful Basroni, S.Pd.
Tema: Kiat Menulis Cerita Fiksi
Malam itu bertepatan dengan malam tahun baru Islam 1443 H. Joni
mempunyai jadwal mengikuti kelas belajar menulis PGRI. Namun malam itu Joni
hanya bisa menyimak materi pelatihan yang mengalir deras melalui chating grup
WhattsAppnya. Malam itu Joni tidak bisa mengerjakan tugas resumenya. Rasanya di
otak Joni berperang untuk memilih kegiatan mana yang harus diikutinya karena
jadwal yang berbarengan. Dan akhirnya Joni memutuskan untuk menghadiri undangan
acara organisasinya yang memang mengharuskan kehadirannya pada malam itu.
Hari-hari berlalu ada saja kegiatan dadakan yang harus Joni hadiri.
Hal itu membuatnya terlambat menyelesaikan tugas resume kelas belajar menulis
yang ia ikuti.
Siang tadi Joni bertemu temanya yang menanyakan tentang
keikutsertaannya dalam pelatihan menulis. Hal itu sontak mengagetkan Joni.
Karena Joni teringat bahwa ia belum menyelesaikan resume pertemuan yang
tertinggal.
Singkat cerita, Joni menceritakan kepada temannya bahwa ia punya
hutang resume. Hal itu disebabkan karena beberapa hari ini ia terlalu sibuk
dengan berbagai kegiatan sampai ia belum sempat menuntaskan resumenya.
Joni berencana mau menyelesaikan resumenya di Sore hari. Namun pada
saat Joni sudah bersiap dengan alat tempurnya, tiba-tiba suara gawainya
berbunyi. Dilihatnya ternyata ada panggilan masuk yang menyuruh Joni untuk
datang menemui si penlpon dengan segera. Akhirnya niat untuk membuat resumenya
terhenti dan Joni bergegas menghampiri penelpon tersebut.
Waktu malam sudah tiba, akhir Joni melanjutkan apa yang menjadi
rencana di Sore hari tadi. Joni memngambil laptop dan bersiap menyelesaikan
resume yang tertinggal.
Joni ketinggalan materi di pertemuan yang ke-13. Pada pertemuan itu
kelas menulis dibersamai oleh duo besan yang keren. Yaitu bu Aam sebagai
Moderator, dan mazmo sebagai Narasumber. Tema pada pertemuan tersebut adalah
“Menulis Cerita Fiksi”
Mengawali kelas moderator tidak lupa mengucapkan salam dan menyapa
para guru hebat peserta kelas menulis. Kemudian Bu Aam melanjutkan dengan
memperkenalkan besannya yang menjadi narasumber, yaitu Bapak Sudomo, S.Pt.
Beliau merupakan salah satu alumni jebolan gelombang 16 yang telah sukses
menulis buku resume dengan gaya cerpen atau
gaya fiksi.
Profil lengkap dari narasumber dapat dilihat disini Tentang Penulis |(wordpress.com)
Berikut salah satu link blog pak Momo https://bianglalakata.wordpress.com/2020/11/18/pahlawan-literasi-harapan-besar-dari-hal-kecil/
Narasumber mengawali kelas dengan berbagi cerita tentang perjalanan
menulisnya selama ini, terutama menulis cerita fiksi.
“Sebuah perjalanan panjang yang akhirnya mengantarkan pak momo terbawa
semakin dalam ke dunia menulis fiksi pada saat mengikuti kelas menulis Omjay
gelombang 16”.
“Saat membuat tugas resume kelas menulis, ia mencoba berbeda dari
yang lain, yaitu menulis resume kelas menulis dengan teknik fiksi”, Ujar pak
Momo.
“Menulis resume dalam bentuk fiksi ternyata seru”, Tambahnya.
Karya-karya fiksi pak Sudomo, bisa dilihat di link berikut https://linktr.ee/sudomo.
Joni semakin penasaran bagaimana cara menulis cerita fiksi?
Tiba saatnya pak Momo menjelaskan Kiat Menulis Cerita Fiksi.
Pak Momo Mengungkapkan mengapa kita harus menulis fiksi? Hal ni
penting karena menjadi dasar bagi kita untuk belajar menulis fiksi. Alasan
utama adalah salah satu materi dalam tes Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Teks Literasi Fiksi.
Artinya kita sebagai guru harus bisa menulis fiksi. Tujuannya agar
mudah menyediakan soal latihan bagi murid kita.
Alasan berikutnya adalah dengan menulis fiksi akan bermanfaat dalam
pengembangan profesi kita sebagai guru. Kumpulan cerita fiksi bisa dibukukan
sebagai syarat kenaikan pangkat. Novel termasuk kategori karya seni kompleks.
Kumpulan cerpen bisa termasuk kategori karya seni sederhana.
“Syarat menulis fiksi itu apa ya?” Joni bergumam dalam hati.
“Syarat menulis fiksi yaitu
komitmen, riset, membaca karya fiksi, mempelajari KBBI dan PUEBI, memahami
dasar menulis fiksi, dan menjaga konsistensi menulis fiksi.” Jelas pak Momo.
Pak Momo menambahkan, ada beberapa bentuk-bentuk cerita fiksi,
yaitu:
1. Fiksimini
2. Flash
fiction
3. Pentigraf
4. Cerpen
5. Prosa
6. Novela
7. Novel.
Perbedaan terletak pada kompleksitas konflik cerita. Selain itu ada
juga batasan kata dan ada juga yang menggunakan batasan paragraf.
Unsur-unsur pembentuk cerita fiksi:
1. Tema
2. Premis
3. Alur/plot
4. Penokohan
5. Latar/setting
6. Sudut
pandang.
Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Terdiri dari
karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.
Contoh premis: Seorang anak memiliki kemampuan sihir bersekolah di
sekolah sihir yang harus melawan penyihir jahat demi kedamaian bumi.
Dari contoh jika dijabarkan adalah sebagai berikut:
karakter: anak
tujuan tokoh: kedamaian bumi
rintangan: melawan penyihir jahat
resolusi: belajar sihir
Kiat menulis fiksi.
1. Niat,
terkait motivasi diri memulai dan menyelesaikan tulisan;
2. Baca
karya orang lain, bahan referensi, gaya bercerita, menambah diksi
3. Ide
dan Genre, terkait mencatat ide dan pilihan genre yang disukai dan dikuasai
4. Outline,
terkait kerangka tulisan berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita fiksi
- Menulis, terkait
membuka cerita, mengenalkan tokoh,
menguatkan konflik, menggunakan pertimbangan logika cerita, susunan kalimat
pendek dan jelas, pilihan kata, teknik show don't tell, dan ending yang baik.
- Swasunting, dilakukan setelah selesai menulis, jangan menyunting
sambil menulis, fokus penyuntingan pada kesalahan penulisan, ejaan, kata baku,
aturan penulisan, dan logika cerita. Selain itu harus kejam pada tulisan
sendiri. Terakhir adalah berpegangan pada KBBI dan PUEBI.
Mengawali sesi tanya jawab, moderator mengawali dengan mengajukan
pertanyaan kepada narasumber.
“Bagaimana mengasah teknik show don't tell(Menunjukan tapi tidak
memberitahu)? Agak kesulitan untuk yang newbie saat ingin menulis cerpen.”
Narasumber dengan cekatan langsung menjawabnya. Teknik melatihnya
ya dengan terus mencoba menulisnya. Tentu pertama harus memahami teknik show
don't tell terlebih dahulu. Sebagai contoh mudah bisa mulai berlatih dari kata
sifat, misalnya sedih. Dengan teknik ini kita akan membangun suasana sedih
tokoh tanpa harus menuliskan kata sedih.
Contoh:
Tehnik tell
Mira sangat sedih melihat jenazah ibunya.
Tehnik show
Dadanya terasa sesak, napas terasa tersekat di tenggorokan,
terdengar isakan dibarengi dengan derai air mata yang tak kunjung usai sembari
menatap tubuh wanita yang melahirkannya terbujur kaku di ranjang.
Joni mencoba mengumpulkan rangkuman dari tanya jawab peserta.
“Kisah nyata sangat bisa dijadikan cerita fiksi. Istilah kerennya
based on true story. Ini akan membuat cerita fiksi lebih dekat dengan
pembacanya. Sedangkan cara memanjangkan cerita fiksi salah satunya adalah
menggunakan teknik show don't tell seperti yang saya jelaskan tadi. Kalau untuk
jenis novel panjang, tentu harus disiapkan outline/kerangka dengan beberapa
konflik yang baik.”
“Membuat cerita hidup bisa dengan cara menguatkan karakter tokoh
dan membangun suasana yang baik.”
“Akhir cerita yang baik adalah yang menjawab konflik cerita.
Berlaku juga untuk akhir yang menggantung. Agar disukai pembaca bisa dibuat
menggantung atau plot twist.”
“ Aturan tanda baca sama seperti pada umumnya, yaitu mengacu pada
PUEBI”
“Tanda kutip dialog pada kalimat tanya langsung. Dialog tanpa tanda
kutip bisa pada narasi paragraf.” Contoh: Saya akan ke sana, seingatku aku
pernah mengatakan itu.
Fiksimini adalah fiksi sangat singkat biasanya beberapa kata saja.
Contohnya ANJING DILARANG MASUK. Politisi itu tertegun di depan pagar rumahnya.
Flash fiction adalah cerita kilat, biasanya memakai batas jumlah
kata khusus, misalnya 50 kata, 100 kata, dll.
Pentigraf adalah cerpen tiga paragraf.
Lebih detailnya bisa melihat contoh dengan menjelajahi web narasumber
www.eigendomo.com atau https://bianglalakata.wordpress.com
Diakhir pemaparannya narasumber memberikan closing statement.
"Menulislah selagi sempat, jika tidak juga sempat, maka
sempatkanlah".
"Belajar terus, seterusnya pembelajar"
Intinya untuk menjadi seorang penulis, kita harus memaksa diri kita
untuk menyempatkan waktu buat menulis. Selain itu kita juga harus banyak
belajar menulis.
Lengkap dan berani bermain dalam penempatan gambar👍
BalasHapusmksh bu
Hapus