Resume ke-11
Gelombang 20
Narasumber : Edi S. Mulyanta
Moderator : Sri Sugiastuti
Penulis : Saiful Basroni
Tema : Menguak Dapur Penerbit Mayor
Hari ini adalah hari rabu.
Jadwal saya mengikuti kuliah online belajar menulis bareng Om Jay. Tak terasa pertemuan
kali ini sudah memasuki pertemuan yang kesebelas.
Moderator pada malam hari
ini yaitu ibu Sri Sugiastuti atau yang akrab disapa Bu Kanjeng. Tema pada malam
pertemuan kali ini adalah Menguak Dapur Penerbit Mayor. Yang menjadi narasumber
pada mala mini adalah bapak Edi S. Mulyanta. Beliau saat ini bekerja di
penerbit Andi dan menjabat sebagai Publishing Consultant Andi Publisher.
CV lengkap beliau ada di
link berikut: https://omjaylabs.wordpress.com/2020/04/22/biodata-edi-s-mulyanta/
Beliau genap 20 tahun
berkecimpung di dunia produksi buku, yaitu sejak tahun 2001. Dulu beliau
merupakan seorang penulis lepas yang hidup dari menulis buku.
Narasumber mengatakan
bahwa Penulis dan Penerbit itu dilindungi undang-undang secara penuh sejak
diterbitkannya UU No 3 Tahun 2017 yang diikuti oleh Peraturan Pemerintah 2
tahun kemudian yaitu PP No 75 Tahun 2019. Dalam UU No 3 Tahun 2017 dijelaskan
dengan detail bagaimana proses industri penerbitan dan unsur-unsur yang ada di
dalamnya. Diatur dengan detail dan kemudin disempurnakan dengan PP No 75 Tahun
2019 yang lebih detail mengatur proses membuat naskah hingga
menyebarluaskannya.
Narasumber memberitahukan
apabila kita ingin menjadi penulis, sebaiknya kita harus mempelajari dengan
seksama pada peraturan pemerintah no 75 tersebut, karena dengan PP tersebut
proses penerbitan buku akan mejadi lebih cepat.
Narasumber menambahkan, kenapa
bisa lebih cepat? Karena ada aturan-aturan yang detail bagaimana sisi penulis
mengajukan naskah hingga sisi penerbit dalam mengelola naskah menjadi buku.
Sesuai dengan tema yang dibawakan
malam ini, adalah bagaimana penerbit mayor dalam mengelola naskah untuk dapat
disebarluaskan di outlet-outlet yang menjadi sumber pendapatannya.
Pembagian penerbit mayor
dan minor sebenarnya tidak ada dalam Undang-undang perbukuan No 3 tersebut.
Jadi ini hanya pembagian yang secara alamiah terjadi, dimana penerbit mayor
tentu mempunyai jumlah produksi yang lebih tinggi dibanding dengan penerbit
minor. Oleh Perpustakaan nasional, kemudian digolongkan kedalam penerbit yang
berproduksi ribuan dan ratusan yang terlihat dalam pembagian ISBN yang dikeluarkannya.
Dikotomi penerbit mayor
dan minor, kemudian terjadi juga di sisi pemasaran bukunya, dimana ada penerbit
yang mampu menjangkau secara nasional dan ada yang regional saja. Hal ini
diperuncing lagi dengan pembagian yang dilakukan oleh lembaga pendidikan tinggi
di Indonesia atau Kemendikbud DIKTI, yang mensyaratkan terbitan buku harus
berskala nasional penyebarannya.
Penerbit yang sudah
terlanjur beroplah besar tentu tidak ada masalah dengan hal ini, karena memang
skala produksi dan skala mesin produksinya memang sudah terlanjur besar,
sehingga untuk memenuhi pasar nasional tidak terlalu sulit.
Outlet toko buku,
merupakan sarana pemasaran yang cukup efektif. Di Era pandemi ini ternyata
mengubah pola distribusi buku dengan cukup signifikan, dimana saluran outlet
yang dahulunya menjadi jalur utama, saat ini justru menjadi korban dari
keganasan virus Covid 19, karena ditutupnya jaringan-jaringan toko buku atau
dibatasinya aktivitas pusat perbelanjaan.
Di sisi penerbit, sebagai
dapur pengolahan naskah dari penulis, sebenarnya tidak ada masalah yang cukup
berarti dari sisi penerimaan naskah baru. Di era pandemi ini, naskah masih saja
mengalir dengan cukup baik. Mungkin karena banyak calon penulis yang melakukan
WFH sehingga banyak waktu untuk melakukan penulisan naskah buku.
Tuntutan untuk tetap
produktif kepada para pengajar baik guru maupun dosen, menjadikan laju naskah
baru masih tetap terjaga dengan baik. Yang menjadi kendala adalah justru
dipengolahan naskah, mulai dari editorial, setting perwajahan dan cover hingga
produksi cetak buku.
Saat ini outlet toku buku
fisik banyak terkendala kebijakan pemerintah, sehingga secara otomatis proses
penerbitan buku menjadi melambat menyesuaikan dengan kondisi output penjualan
buku yang melambat.
Dengan adanya pemberlakunya
PSBB di beberapa daerah, secara otomatis Toko buku andalan penerbit yaitu
Gramedia memarkirkan bisnisnya di sisi pit stop dan terhenti sama sekali. Dari
omzet normal dan terhenti di pit stop menjadikan omzet terjun bebas hanya
berkisar 80-90% penurunannya. Outlet yang tertutup menjadikan beberapa penerbit
ikut terimbas, sehingga mereposisi bisnisnya kembali. Hal ini berdampak secara
langsung ke produksi buku hingga ke sisi penulis buku yang telah memasukkan
naskah ke penerbit menanti bersemi di Toko Buku.
Narasumber menuturkan
bahwa pada sebelum hari raya 2021, perkembangan penjualan buku cukup baik,
membuat banyak penerbit menaruh harapan yang cukup tinggi pada saat itu. Namun
setelah hari raya, ternyata gelombang Covid mengembalikan penjualan buku ke
titik terendah sejak 2020, sehingga penerbit akhirnya harus mencoba
outlet-outlet baru.
Pada saat keadaan chaos
seperti ini yang terpenting yaitu identifikasi tema buku. Tema-tema yang up to
date mengenai virus corona. Kesiapan penulis dalam updating materi tulisannya
adalah menjadi mutlak diperlukan untuk dapat ditawarkan hasil tulisannya
tersebut ke penerbit.
Saat ini penerbit
mereposisi produksi buku fisik untuk tidak dilakukan pencetakan secara massal,
akan tetapi menyesuaikan dengan kondisi pasar yang fluktuatif. Hal ini tentunya
memberikan kesempatan yang lebih lebar kepada calon penulis untuk mencoba memasukkan
era baru ini, dimana produksi buku akan mengikuti keinginan pasar secara lebih
spesifik.
Narasumber menjelaskan
bahwa Produksinya saat ini kami coba untuk dapat memenuhi permintaan cetak dari
10 eksemplar hingga 300 eksemplar. Range produksi ini kami sesuaikan dengan
keadaan daya serap pasar yang cenderung mengikuti komunitas dari penulis
bukunya sendiri.
Saat ini penjualan online
cukup membantu untuk tetap menjaga cash flow dan yang paling penting kita
mencoba untuk memproduksi buku dalam bentuk digital atau e-book supaya
kesemptan untuk terbit menjadi lebih luas.
Untuk melihat2 buku-buku
digital yang telah di produksi oleh Penerbit ada bisa di cek di link berikut: bukudigital.my.id
Salah satu trik untuk
mempercepat terbit adalah mengikuti arahan dari PP No 75 Tahun 2019, yaitu
melakukan editing mandiri dari sisi penulis, sehingga akan sangat membantu
dalam proses editorial di sisi penerbit. Sedangkan editorial di sisi penerbit
sesuai dengan PP No 75 Tahun 2019 adalah pengeditan substansif, pengeditan mekanis,
dan pengeditan visual.
Nah kesemptan ini dapat
penulis dapatkan dengan mempelajari bagaimana melakukan editing mandiri sebelum
diserahkan ke penerbit, sehingga proses penerbitan akan dapat dipersingkat.
Berikut rangkuman tanya
jawab pada pertemuan mala mini yang dapat penulis rekam.
Syarat Utama agar naskah
dapat diterima oleh penerbit mayor. Syarat utama dalam sebuah tulisan adalah
tulisan harus Baik dan Unik, baik dalam arti pemilihan tema yang menarik
dan yang paling penting adalah unik, karena mempunyai hal yang berbeda dengan
yang lain dan mempunai nilai kebaruan.
Buku sebaiknya sudah
diputuskan formatnya oleh penulis, dalam arti penulis sudah mempunyai bayangan
ukuran buku, ketebalan, dan siapa pembacanya.
Struktur buku yang baik,
juga sangat menarik editorial untuk memutuskan diterbitkan atau tidak sebuah
buku. Dengan struktur buku yang baik, tentu akan memudahkan naskah untuk diolah
secara optimal.
Apa kelebihan dan
kekurangan penerbit mayor dan bagaimana triknya supaya naskah yang kita buat
langsung deal? Kekurangan penerebit mayor adalah banyaknya naskah yang masuk,
sehingga waktu seleksi dan produksi terbebani dengan antrian yang sangat
banyak.
Untuk dapat deal dengan
cepat, semua penerbit mayor akan sangat tertarik jika penulis mempunyai captive
market sendiri. Sehingga penulis yang mempunyai massa (guru, dosen, penggiat,
artis) menjadi magnet yang cukup menarik untuk dapat diterbitkan karyanya.
Sebagai penulis pemula
sebaiknya menggandeng penulis yang lebih senior untuk dijadikan mitra
penulisan, untuk mengangkat nama penulis pemula. Bisa menggunakan trik meminta
Kata Pengantar atau meminta Comment yang dapat ditampilkan di cover buku atau
back cover buku.
Novel saat ini yang masih
menarik dan stabil penjualannya adalah roman percintaan, happy ending, dan
horror. Tema-tema kolosal, tema intrik dan konflik, pada dasarnya kurang
diminati, kecuali konflik kolosal imajinatif masih diminati walaupun nulisnya
cukup susah bagi penulis.
Jumlah halaman sebaiknya
antara 75-150; ukuran A4; spasi 1,5; huruf times new roman 12. Ketebalan buku
menentukan ukuran punggung buku, sehingga dapat diberikan penanda judul buku di
punggung buku. Jika terlalu tipis, punggung buku tidak bisa diberikan penanda
judul buku. Toko buku biasanya tidak menghendaki buku terlalu tipis, karena
susah mendisplay di rak buku.
Penerbit mempunyai kokpit
untuk mengawasi tingkat daya serap di pasar. Biasanya dilaporkan oleh toko buku
bahwa buku tersebut masuk di rak Diminati atau di Best Seller Dan akan lebih
terlihat saat pembayaran royalty buku. Ada standar perhitungan tertentu dari
penerbit, yang dapat menentukan buku ini diminati atau tidak.
Banyak tema-tema buku
yang masih belum tergarap. Dari pengalaman saya, ada buku tema tertentu yang
sangat dicari penerbit akan tetapi tidak pernah terpenhui. Contohnya buku Ajar
Arsitektur, dari dahulu sampai sekarang buku itu tidak ada yang nulis. Kalau
ada penulis pemula masuk di tema itu, bisa langsung terbit tanpa diseleksi oleh
penerbit, karena minimnya penulis yang menulis tema tersebut.
Tema-tema tentang Merdeka
Belajar, Kampus Merdeka, HOTS, masih sangat menarik untuk dimasuki. Kreatifitas
penulis adalah kuncinya. Semakin menarik tema tersebut diolah, penerbit akan
semakin tertarik untuk menerbitkannya. Sebaiknya diperkaya dengan media-media
yang lain sehingga memperkuat posisi buku tersebut.
![]() |
Buku pak Edi S. Mulyanta yang masih eksis hingga saat ini |
Buku yang saya tulis
tersebut menjadi rujukan dari mahasiswa, peneliti, atau penulis yang lain
sehingga berimbas pada pasar buku yang masih terjaga dengan baik, walaupun buku
sejenis sudah banyak menyainginya.
Rajinlah memberikan
definisi, pengertian, penjelasan supaya dirujuk oleh penulis lain.
![]() |
sebagai contoh di buku beliau menyebutkan definisi file.. akhirnya definisi tersebut dipakai oleh semua orang. nama beliau tercantum di setiap pencarian file |
Royalty penulis adalah
10% dari harga buku yang dikeluarkan oleh penerbit. Akan dibayarkan setiap 6
bulan setelah tanggal terbit dan selanjutnya sampai buku tersebut habis terjual
Dalam novel, memang sebaiknya
ada dialog langsung untuk memperkuat emosi pembaca. Penerbit jarang melakukan
revisi untuk novel, karena subyektivitas penulis dalam novel cukup dihormati
oleh editor. Sehingga campur tangan editor biasanya lebih ke plot, alur, dan
sudut pandang saja.
Penerbit Andi mempunya
channel di YouTube, TV Andi sebagai Production House nya adalah Andi Academy
yang menyediakan acara-acara seperti bedah buku, podcast, webinar, kuliah umum
dll sebagai sarana promosi buku.
Berikut link youtubenya: https://youtube.com/channel/UCS33V3Z_yOcF9aWpn9dW6Dw.
Penerbit buku, adalah hanya perantara saja. Semua tergantung penulis, sehingga posisi penulis sangat vital sekali dalam mengahasilkan sebuah buku. Sehingga sebagai penulis pemula pun, kepercayaan diri harus mulai diasah, dengan menghasilkan karya terbaik.
“Tidaklah penting dari mana Anda berasal. Yang penting adalah ke mana Anda akan melangkah.”
– Brian
Tracy –
KUTAI KARTANEGARA
Rapi, lengkap dengan penutup yang manis
BalasHapusTernyata tahap editing sangat mempengaruhi ya Pak.
BalasHapusSepertinya butuh orang kedua untuk melakukan proses itu. Agar isi naskah lebih bagus
sepertinya begitu bu. memang terkadang kita butuh selesai cepat namun masih sering mengalami kesalahan typo
HapusDiuraikan dengan runut dan rapi... enak dilihat, enak dibaca... semangat terus pak...
BalasHapusmakasih banyak bu. banyak belajar dari blog walking punya kawan-kawan semua
HapusResume dibuat dengan fokus yang tinggi hingga isi merangkun semua point penting pemaparan ahli.
BalasHapuskita ini pelupa mis. maknya apa yg dirasa penting saya tulis. seperti kata om jay. ikaatlah ilmu dengan menuliskannya. hehe
Hapusjadi klo lupa lain kali bisa kita korek2 lagi.
Enak dibaca dan penuturannya baik.👍
BalasHapusmakasih bu
Hapus