![]() |
Jenis-jenis buku untuk kenaikan pangkat |
Semua jenis buku yang ada diatas dapat diajukan untuk kenaikan pangkat mulai golongan IIIc s/d IVe. Untuk golongan IVd wajib minimal memiliki buku ber-ISBN.
![]() |
Contoh Buku Pendidikan |
![]() |
Jenis-jenis buku untuk kenaikan pangkat |
![]() |
Contoh Buku Pendidikan |
Kemuhammadiyah Kelas 4
SD Muhammadiyah Muara Jawa
Mars IPM
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Semangat pagi anak-anak sholeh dan sholehah😊
Apa kabar hari ini? Alhamdulillah sehat ya...
Semoga kita senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah Subhanahu Wata'ala. Aamiin
Anak-anak sholeh dan sholehah sebelum belajar marilah berdo'a terlebih dahulu, agar pembelajaran kita pada hari ini dapat bermanfaat dan diridhoi Allah Subhanahu Wata'ala.
Anak-anak silahkan mengisi daftar hadir di sini.
Pada pertemuan kali ini kita akan mempelajari materi tentang "Mars Ikatan Pelajar Muhammadiyah".
Mars IPM diciptakan oleh M. Izzul Muslimin. Mars IPM tersebut di dalamnya mempunyai pesan dan makna yang diharapkan dapat menjadi penyemangat dalam berjuang dan berdakwah di IPM.
Mars bait 1:
Bersatu berpadu menjalin ukhuwah di dalam Ikatan Pelajar Muhammadiyah
Makna:
Pelajar Muhammadiyah senantiasa menjaga persatuan dan persaudaraan.
Lanjutan bait 1:
Terampil berilmu berakhlaq mulia
Pelopor dan pelangsung, penyempurna amanah
Makna:
Pelajar Muhammadiyah senantiasa berusaha melakukan yang terbaik, tekun belajar, berperilaju baik, menjadi contoh bagi orang lain dan melaksanakan tugas kewajiban dengan sungguh-sungguh.
Mars bait 2:
Berjuang dengan sekuat tenaga
Tegakkan Islam yang utama
Makna:
Pelajar Muhammadiyah senantiasa menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi laranganNya.
Lanjutan bait 2:
Menjadi kader yang siap sedia untuk ummat dan bangsa
Makna:
Pelajar Muhammadiyah siap menjadi calon pemimpin.
Mars bait 3:
Berdiri tegaklah tampillah di muka Ikrarkan bersama IPM berjaya
Makna:
Pelajar Muhammadiyah senantiasa terdepan dan menjadi tauladan serta memiliki semangat memajukan Muhammadiyah.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9697296807079467"
crossorigin="anonymous"></script>
Silahkan di perhatikan dan bisa sambil diikuti Mars IPM berikut:
Bagi anak-anak yang sudak menyimak materinya silahkan meninggalkan jejak di kolom komentar.
Tugas anak-anak hari ini, membuat video menyanyikan lagu Mars IPM.
Tugas dikirim ke WA bapak ya.
Demikian materi pada hari ini. Apabila ada pertanyaan silahkan chat bapak ya.
Semangat belajar😊😊
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-9697296807079467"
crossorigin="anonymous"></script>
Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Seksi I dan V yakni yang menghubungkan antara Balikpapan - Samboja, Kutai Kartanegara. Peresmian tersebut berlangsung pada tanggal 24 Agustus 2021. Setelah diresmikan ruas tol tersebut dibuka tanpa tarif selama dua pekan, terhitung dari tanggal 25 Agustus 2021.
![]() |
Gerbang Tol Samboja |
![]() |
Gerbang Tol Karang Joang |
![]() |
Gerbang Tol Manggar |
Dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1443 H dan juga HUT RI ke-76. SD MUHAMMADIYAH MUARA JAWA mengadakan LOMBA DARING GEBYAR MUHARRAM DAN KEMERDEKAAN.
Di masa pandemi seperti saat ini tentu bakat dan minat siswa sedikit terhalang oleh kondisi yang mengharuskan kita untuk lebih banyak di rumah, termasuk dalam hal pembelajaran dan kegiatan positif lainnya. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk menumbuhkan minat dan bakat siswa/i serta produktivitas siswa/i dimasa pandemi seperti saat ini. Dengan mengadakan lomba-lomba berbasis online yang dapat diikuti oleh siswa/i. Semoga dengan adanya kegiatan ini mampu memupuk kreativitas dan produktifitas siswa/i dari rumah serta mampu menciptakan generasi bangsa yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas.
Kami ucapkan selamat kepada para pemenang lomba dan terus tingkatkan prestasi kalian. Jangan jadikan pandemi sebagai alasan untuk kita tidak berprestasi. Justru dengan adanya pandemi kita jadikan acuan kita untuk terus menggali potensi yang ada di dalam diri kita.
Berikut daftar pemenang lomba:
Semangat belajar, belajar terus dan teruslah belajar.
Raih dan kejarlah mimpi-mimpi kita.
SD Muhammadiyah Muara Jawa, Kutai Kartanegara.
Sore hari mengajak keponakan dan anak tetangga pergi berenang. Tak perlu jauh ke luar kota sudah membuat anak-anak bahagia.
Karena pandemi suasana kolam renang terlihat sangat sepi. Serasa kolam renang milik pribadi. Anak-anak dengan bebas berenang sepuasnya kesana kemari.
Tak perlu merogoh kocek yang dalam. Cukup dengan lima ribu perak anak-anak sudah bisa menikmati bermain air sepuasnya.
Menghabiskan waktu menunggu petang menjelang berenang menjadi salah satu pilihan yang tepat. Selain berolahraga, berenang juga dapat membuat kita rileks. Berenang dan berendam di air dapat mengendurkan otot-otot yang tegang. Berenang juga bagus untuk melatih pernapasan. Untuk melepas penat dari lelahnya bekerja dan menyegarkan pikiran berenang bisa menjadi salah satu pikiran.
Banyak manfaat dari berenang. Sehatnya dapat, hati galaupun menjadi tenang dan anak-anak pun senang.😊😊
Samboja, Kutai Kartanegara
Resume 19
Gelombang 20
Narasumber : Akbar Zainuddin
Moderator : Ibu Kanjeng
Penulis : Saiful Basroni
Tema : Teknik Promosi Buku
Kelas Belajar Menulis bareng PGRI yang diprakarsai Om Jay telah memasuki pertemuan yang ke-19. Pada pertemuan ke-19 ini kita akan mendapatkan materi tentang “Teknik Promosi Buku” yang akan disampaikan oleh pemateri hebat yaitu Akbar Zainudin. Beliau merupakan penulis buku Best Seller. Yang bertindak sebagai moderator yaitu Ibu Kanjeng.
Kemudian Bu Kanjeng menimpali, bahwa hukum alam berlaku , yang tidak memanfaatkan potensi dirinya dan kesempatan yang ada akan tergerak arus dan cukup menjadi penonton saja.
Om Jay menambahkan, “Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.
Narasumber
membuka kelas dengan salam dan dilanjut dengan memperkenalkan diri.
“Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
“Para peserta yang hebat dan luar biasa, Saya mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan panitia yang sudah berkenan mengundang saya untuk belajar bersama Bapak Ibu tentang straregi promosi buku. Terima kasih juga untuk Moderator yang luar biasa.
“Mohon izin Saya memperkenalkan diri, nama saya Akbar Zainudin, penulis buku Man Jadda Wajada. Boleh dibilang, ini adalah buku solo saya yang pertama. Sebelumnya menulis beberapa buku antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, saya menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.
Narasumber telah menerbitkan buku tentang menulis yang berjudul “UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari”. Buku tersebut berisi tentang panduan menulis dari A sampai Z. Beliau menyarankan Bapak Ibu peserta untuk memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI.
Buku terbaru dari narasumber adalah The Power of Man Jadda Wajada. Buku tersebut semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama.
Malam ini narasumber berbagi materi tentang Strategi Pemasaran Buku, yang materinya ia ambil dari bukunya UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari. Beliau sudah membuatkan video pembelajaran untuk pemasaran buku di chanel YouTubenya, Akbar Zainudin.
Sebelum narasumber
menjelaskan paparannya, beliau membagikan link youtube untuk peserta lihat dan
pelajari terlebih dahulu. Berikut videonya:
Narasumber melanjutkan penjelasan tentang STRATEGI PEMASARAN BUKU. Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi).
Sebelum kita bahas empat strategi di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua
Mari kita bahas
satu persatu.
1.
STRATEGI PRODUK.
Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit, siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens
2.
STRATEGI HARGA.
Menentukan
harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya
penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum.
Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan
buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain).
3.
STRATEGI DISTRIBUSI
Distribusi
secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non
tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik
toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.
Sedangkan
distribusi non tradisional, di antaranya adalah:
1. Melalui MLM
(Multilevel Marketing)
2. Melalui
Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
4.
STRATEGI PROMOSI
Program promosi
bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa
dilakukan.
Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.
Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat tersebut. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi
buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya
kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga
pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.
Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.
Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.
Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.
Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.
“Saya sendiri
membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja,
bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share
materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali,
sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA
Grup. Sesekali seminar melalui Zoom.”
Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.
“Saya juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.:
Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.
Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing
apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari,
semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan
memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
CATATAN PENUTUP
Sebagai catatan
penutup. Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki
beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku.
Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media
sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan
sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan
dengan baik, hidup akan lebih mudah.
Sebagai catatan penutup,
Saya melakukan 7 strategi pemasaran buku di atas. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah dilakukan. Lalu kalau ditanya mana yang paling mengena, setiap program kita mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda.
Update status di IG, FB, dan YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Nah, transaksi terjadi di WA. Jadi, cara kita menjawab di WA juga sangat berpengaruh.
Yang juga
penjualannya banyak adalah saat kita mengadakan acara, baik online maupun
offline. Sehabis seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang kita
bicarakan, lalu membeli buku kita.
Jadi, sebelum seminar saya selalu pikirkan program apa yang saya buat khusus buat seminar yang akan saya selenggarakan. Seperti malam ini, ada program untuk DIKLAT MENULIS, ada juga program untuk MENTORING menulis buku.
“Kalau bagi saya, kita lakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil.
Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Gusti Allah.
Kalau sudah begitu, kita mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif.
Yang penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras.
Narsumber berpesan mulai malam ini, rasanya sudah saatnya berhenti kita menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa kalau kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu.
“Berani saja
mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah
hanya orang-orang berani yang akan sukses.”
“Menulis itu
tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita.
Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?”
Buat target,
bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan,
evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi
dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.
Sungguh materi
yang luar biasa. Pesan penutup yang luar biasa. Dapat memacu semangat untuk
penulis pemula yang semaagatnya lagi kendor. Jangan pernah berhenti berlatih,
terus menulis, menulis, menulis, jangan pernah berhenti sebelum menjadi penulis
sukses.
Demikianlah materi pada pertemuan kali ini. Apabila ada materi yang kurang jelas bisa ditanyakan melalui WhatsApp di sini.
Bagi anak-anak yang sudah membaca materinya silahkan tuliskan nama dan kelasnya di kolom komentar.
Selanjutnya anak-anak silahkan mengerjakan Tugas di bawah ini!
Resume ke-15
Gelombang 20
Narasumber : Susanto, S.Pd
Moderator : Maesaroh, M.Pd
Penulis : Saiful Basroni, S.Pd
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
“Menulislah dengan bebas dan secepat mungkin, dan tuangkan semuanya ke atas kertas. Jangan melakukan koreksi atau menulis ulang sebelum semuanya habis Anda tuliskan.” [John Steinbeck]
Kelas belajar menulis PGRI telah memasuki pertemuan ke-15. Artinya
para peserta pelatihan sudah menempuh setengah dari perjalanan. Pada pertemuan
malam itu kita dibersamai Sang Blogger Millenial sebagai moderator yaitu Ibu
Maesaroh, M.Pd. Beliau telah lama tidak menampakkan jejaknya di dunia maya
karena mengurus orang tuanya yang lagi sakit. Semoga orang tua beliau segera
diberikan kesembuhan. Aamiin.
Moderator mengatakan, tindakan kreatif dalam menulis adalah
menumpahkan ide-ide baru dalam menciptakan makna tulisan yang mudah dimengerti
pembaca. Terkadang, sebuah tulisan akan menimbulkan kekeliruan makna apabila
tidak ditulis dengan teliti dan cermat.
Maka dari itu, sebelum mempublikasikan tulisan, ada hal yang harus di
perhatikan yaitu melakukan Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan.
Narasumber kita pada pertemuan tersebut adalah guru hebat bernama Susanto, S.Pd atau akrab disapa
dengan sebutan Pak D Susanto. Beliau akan memandu kita bagaimana tulisan bisa
terpublikasi dengan baik tanpa ada kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan
istilah "Typo", kesalahan ejaan atau pun tanda baca. Beliau merupakan
seorang Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan,
yang dilahirkan di Gombong Kebumen, 29 Juni 1971.
”Seorang sarjana S1 PGSD ini sangat mahir dalam editing sehingga
kemahiran itu mengantarkan beliau menjadi seorang editor pada komunitas
pelatihan menulis asuhan Om Jay”, terang moderator.
Moderator: Kuliah malam ini, dibagi menjadi 4 segmen:
1. Pembukaan
2. Penjabaran materi (19.00-20.00 WIB)
3. Sesi Tanya Jawab (20.00-21.00WIB)
4. Penutup (21.00-selesai)
Moderator melanjutkan dengan memperkenalkan sang Narasumber Andal di malam ini melalui CV beliau.
Narasumber mengatakan bahwa dirinya, bukan "proofreader
profesional atau editor profesional". Namun, beberapa teman di grup
menulis, memberi kesempatan untuk membaca naskah-naskah mereka lalu meminta
saya untuk mengedit tulisannya.
Beberapa buku karya teman yang narasumber ikut di dalamnya sebagai
editor di antaranya:
2. Patidusa Pujangga Wiyata, Antologi Puisi Nusantara Bergema (Aam
Nurhanasa, dkk), Januari 2021.
3. Bait-bait Kerinduan, Antologi Puisi Ungkapan Rasa Rindu
(Rofiana, S.Pd., dkk), Maret 2021, Januari 2021.
4. Haru Biru Perjalananku, Catatan Perjalanan Tugas Kepala Sekolah
Daerah Terpencil dan Satu Atap (“Ambu” Tini Sumartini), Maret 2021.
5. Merajut Goresan Tinta Berbuah Karya (Herni Sunarya Banah,
S.Pd.), Maret 2021.
6. Purwakarya Literasi, antologi peserta Gel 18 (2021)
7. Membongkar Rahasia Menulis ala Guru Blogger (Bersama Bu Noralia
Puspa Yunita dkk), Juli 2021.
Narasumber menjelaskan, Proofreading atau kadang disebut dengan
uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan, tujuannya adalah untuk memeriksa
apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Karena intinya, Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan
dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan.
Oleh karena itu, kegiatan ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir
setelah tulisan diselesaikan.
Hal ini sangat sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni:
"Tulis saja, jangan pedulikan teknis. Salah tidak apa-apa mumpung ide
masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing."
Yang sering terjadi ketika "sedang" menulis, muncul
keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kekhawatiran: nanti
tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas,
dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki.
Hal lain (biasanya seorang blogger) ingin segera menerbitkan
tulisan. Begitu selesai menulis, mungkin karena mengejar target atau ingin
segera mempublikasikan, langsung klik tombol kirim.
Apa yang terjadi?
“Yang pertama, alih alih tulisan menjadi lebih baik, malah tulisan
"tidak jadi-jadi".
“Kedua, maksud hati membuat tulisan yang menarik, akibat kekurang cermatan
dalam pengetikan tulisan di blog, tulisan menjadi berkurang nilai
kemenarikannya. Sayang, ya?
Oleh karena itu, proofreading sangat penting. Ketimbang kita
"menyewa" proofreader, lebih baik kita lakukan sendiri.
Dalam proofreading, yang dimaksud adalah memeriksa kesalahan penggunaan
tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga
pemenggalan kata.
Apa perbedaanya antara Editing dan Proofreading?
Editing lebih fokus pada aspek kebahasaan, sedangkan proofreading
selain aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari
sebuah tulisan.
Jadi, proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca
atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal
atau belum.
Ada juga yang berpendapat:
Pengeditan merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada
konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada
kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Tugas seorang proofreader bukan hanya membetulkan ejaan atau tanda
baca. Seorang proofreader juga harus memastikan bahwa tulisan yang sedang ia
uji-baca bisa diterima logika dan dipahami pembacanya.
Jadi, ia harus dapat mengenali apakah sebuah kalimat efektif, strukturnya
sudah tepat atau belum, hingga memastikan agar substansi tulisan dapat dipahami
dengan mudah oleh pembaca.
Anda yang jago bahasa asing, jika mendapatkan tugas untuk
menguji-baca sebuah teks terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah
teks yang mudah dipahami meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal
teks terjemahan tersebut.
Jadi, apa kesimpulannya?
Tugas seorang proofreader adalah untuk membuat teks mudah dipahami
pembaca dan tidak kehilangan substansi awalnya.
Narasumber melanjutnya dengan berbagi cerita pengalaman ketika
menjadi proofreader dan mengedit naskah antologi teman-teman.
“Ada tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur
bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang, tetapi terjadi
kesalahan dalam meletakkan tanda koma atau tanda baca lainnya.
“Ada juga tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur,
misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak
sekali kalimat tunggal, maka proofreader harus bisa memangkasnya dan
menjadikannya kalimat yang mudah dipahami. Tentu substansi dan maksud penulis
tidak berubah.
Sebagai penulis kita juga bertindak sebagai proofreader, sebelum
tulisan dipublikasikan di blog atau naskah buku dikirimkan ke penerbit.
“Jika kita diminta menjadi proofreader tulisan orang lain,
proofreader bersifat netral. Seorang proofreader akan menilai karya secara
objektif.”
Bagaimana langkah menjadi Proofreader?
Ia akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah
karya penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya,
setelah melewati tahapan proofreading, karya sang penulis bisa lebih mudah
dipahami pembaca.
Bukankah kita menulis agar orang memahami ide yang dituangkan?
Bagaimana melakukan Proofreading?
Nara sumber mengatakan “Selaras dengan pesan Mazmo.”
1. Cek ejaan. Ejaan ini
merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata
yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan
ketentuan
4. Perhatikan judul bab dan
penomorannya
Jadi jelas, ya! Penulis yang melakukan proofreading sesungguhnya
sedang bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulisnya
sudah bisa dimengerti dengan mudah.
Jika Anda seorang blogger. Menghindari kesalahan kecil yang tidak
perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata.
Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus
diperhatikan. Tidak ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.
Kesalahan kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan
tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca
tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.
Cara mudah untuk memeriksa tulisan.
1.
Baik
di Ms. Word maupun di blog saya biasanya melakukan pencarian dengan menekan
tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F).
2.
Lalu,
ketikkan misalnya tanda "," (tanda koma)
3.
Maka
muncul highlight teks dengan warna kuning.
4.
Setelah
itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda
koma.
Hal yang sama lakukan pada tanda baca lainnya. Jika hal ini kita lakukan
maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan.
Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di-
sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
“Saya pribadi selalu “terganggu” jika "kesalahan kecil"
ini ada dalam tulisan.
Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan
keduanya.
Narasumber menjelaskan, jika kata yang mengikuti di adalah verba
atau kata kerja maka di ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya
yaitu jika diberi imbuhan me-.
Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami.
Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku, tetapi minimal wajib tahu
dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. Kita cinta Bahasa Indonesia,
‘kan?
Sebelum dipublikasikan, kita lihat di pratinjau (preview) lalu jika
ada kesalahan, pada draf kita tekan tombol CTRL+F lalu melakukan proses perbaikan tulisan
seperti pada video:
Teks asli
Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non
fiksi. Tetapi cerita non fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar
lebih menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya
non fiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian,
dan sejenisnya.
Teks Perbaikan
Membuat cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita nonfiksi.
Tetapi, cerita nonfiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih
menarik. Tentu sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya
nonfiksi yang telah ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan
sejenisnya.
Dalam KBBI:
non (adv) tidak; bukan: nonaktif; nonberas
Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi,
melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya
ingin membeli kamera, tetapi uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya,
melainkan milik ayah saya.
Jadi, jika melakukan proofreading kita menggunakan Alat Bantu,
yaitu:
1. PUEBI daring;
2. KBBI daring.
Rangkuman tanya jawab :
“Mengedit jangan segera begitu selesai. Endapkan dulu, beberapa
saat.
Cara edit yang efektif, pahami aturan dasar:
1.
Struktur,
minimal ada S-P
2.
Aturan
Huruf kapital
3.
Aturan
tanda baca
4.
Aturan
pemenggalan kata
5.
Dsb.
“Pada penerbit
ada petugas, dan kata Pak Joko Penerbit ANDI, kalau tidak salah, unsur ejaan
porsinya hanya 10% pada penilaian naskah.
Tetapi, jika tidak dilakukan proofreading, siapa tahu banyak
kesalahan yang menyebabkan editor penerbitan malah memberi skor kecil bagi
tulisan kita.
Jika tidak mampu melakukan proofreading sendiri, bisa meminta
tolong jasa proofreader profesional.
“Kendala tanda baca / punctuation sepertinya tidak ada karena saya
pakai alat CTRL+F dan PUEBI. Yang terbesar adalah struktur kalimat.
Untuk ini lakukan komunikasi dengan penulis. Apakah akan merubah
kekhasan penulis jika kita merestruktur kalimat.?
Kadang ada penulis yang sengaja menempatkan tanda baca atau kata yg
"nyeleneh" Secara struktur bahasa >> Jika itu kalimat majemuk
yang panjang, kita penggal menjadi beberapa kalimat tunggal, tidak akan
mengubah ide pokok.
Tentang kekhasan, jika kekhasan itu "menerjang" kaidah,
ya harus diluruskan.
Apakah untuk pengeditan kata juga bisa menggunakan kontrol F.
Seperti yang dicontohkan Bapak pada penulisan tanda baca.
Jika yg dimaksud adalah pengeditan kata atau kalimat, misalnya
ketika kita baca kok janggal atau keliru, Kata itu kita kopi, kembali ke draf
lalu kita cari pada kolom yg tersedia setelah mengetik CTRL+F, pasti ketemu
tuh.
Untuk naskah Word, ya langsung saja kita baca lalu ketemu kata yang
salah ketik, betulkan.
Tulisan yang bagus adalah yang tulisannya mengikuti aturan sesuai
dengan PUEBI.
Dalam satu paragraf harus terdiri dari satu ide pokok seperti
pelajaran kelas 6 tema 1 subtema 1.
“Jika satu kalimat sudah mewakili ide pokok yang hendak
disampaikan, mengapa tidak?”
Itulah saya teringat lagu Bung RHOMA, kuman di seberang lautan
tampak, Gajah di pelupuk mata tidak tampak. Juga teringat ketika teman-teman
nonton bola di tribun atau di televisi.
“Bapak sebagai penulis adalah pemain bola yang menggiring bola ke
gawang kadang tidak tahu di depan ada pemain yang hendak menjegal. Kami
penonton di kejauhan tahu benar ke mana bola harus ditendang.
Demikian juga dengan menulis, jadi kita perlu orang lain untuk ikut
membaca.
Pahami struktur kalimat, pahami PUEBI, buka KBBI jika ragu dengan
kata-kata tertentu.
Mempelajari PUEBI yang tebal, kadang membosankan,
“maka saya buat flyer untuk memudahkan belajar dan mengingat
Misalnya seperti ini:
Dan ... seterusnya hingga tiga puluhan lebih.
Closing statement dari narasumber:
Kita tidak mungkin menguasai segalanya, hanya orang-orang tertentu
yang ditakdirkan memiliki kompetensi: penulis, proofreader, editor,
sekaligus.
“Berbahagialah Anda yang memiliki talenta ketiganya”.
Namun setidaknya sebagai penulis memiliki keterampilan minimal
sebaga penyunting tulisan sendiri, agar calon pembaca kita memahami apa yang
kita maksudkan dalam tulisan.
Narasumber juga berpesan kepada peserta “kalimatmu jangan
panjang-panjang, usahakan maksimal 20 kata saja”.
https://blogsusanto.com/kalimatmu-kepanjangan/
“Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik”. [Hernowo]