Resume 19
Gelombang 20
Narasumber : Akbar Zainuddin
Moderator : Ibu Kanjeng
Penulis : Saiful Basroni
Tema : Teknik Promosi Buku
Kelas Belajar Menulis bareng PGRI yang diprakarsai Om Jay telah memasuki pertemuan yang ke-19. Pada pertemuan ke-19 ini kita akan mendapatkan materi tentang “Teknik Promosi Buku” yang akan disampaikan oleh pemateri hebat yaitu Akbar Zainudin. Beliau merupakan penulis buku Best Seller. Yang bertindak sebagai moderator yaitu Ibu Kanjeng.
Kemudian Bu Kanjeng menimpali, bahwa hukum alam berlaku , yang tidak memanfaatkan potensi dirinya dan kesempatan yang ada akan tergerak arus dan cukup menjadi penonton saja.
Om Jay menambahkan, “Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang.
Narasumber
membuka kelas dengan salam dan dilanjut dengan memperkenalkan diri.
“Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
“Para peserta yang hebat dan luar biasa, Saya mengucapkan terima kasih kepada Om Jay dan panitia yang sudah berkenan mengundang saya untuk belajar bersama Bapak Ibu tentang straregi promosi buku. Terima kasih juga untuk Moderator yang luar biasa.
“Mohon izin Saya memperkenalkan diri, nama saya Akbar Zainudin, penulis buku Man Jadda Wajada. Boleh dibilang, ini adalah buku solo saya yang pertama. Sebelumnya menulis beberapa buku antologi. Alhamdulillah, buku ini baru cetakan ke-13, beredar 55.000 eksemplar. Setelah Man Jadda Wajada, saya menulis 15 buku dari tahun 2010 sampai sekarang.
Narasumber telah menerbitkan buku tentang menulis yang berjudul “UKTUB; Panduan Menulis Buku dalam 180 hari”. Buku tersebut berisi tentang panduan menulis dari A sampai Z. Beliau menyarankan Bapak Ibu peserta untuk memiliki buku ini, karena ada 150an alamat penerbit yang bisa dikirimi naskah, anggota IKAPI.
Buku terbaru dari narasumber adalah The Power of Man Jadda Wajada. Buku tersebut semacam penyempurnaan dari Man Jadda Wajada seri pertama.
Malam ini narasumber berbagi materi tentang Strategi Pemasaran Buku, yang materinya ia ambil dari bukunya UKTUB: Panduan Menulis buku dalam 180 hari. Beliau sudah membuatkan video pembelajaran untuk pemasaran buku di chanel YouTubenya, Akbar Zainudin.
Sebelum narasumber
menjelaskan paparannya, beliau membagikan link youtube untuk peserta lihat dan
pelajari terlebih dahulu. Berikut videonya:
Narasumber melanjutkan penjelasan tentang STRATEGI PEMASARAN BUKU. Strategi pemasaran, termasuk buku terdiri dari empat hal, yang biasa disebut sebagai 4P, yaitu Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi).
Sebelum kita bahas empat strategi di atas, yang perlu kita lakukan bahkan sebelum menulis adalah menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua
Mari kita bahas
satu persatu.
1.
STRATEGI PRODUK.
Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit, siapa target pembaca kita dan apa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens
2.
STRATEGI HARGA.
Menentukan
harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya
penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum.
Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan
buku biasa).
Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain).
3.
STRATEGI DISTRIBUSI
Distribusi
secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non
tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik
toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal.
Sedangkan
distribusi non tradisional, di antaranya adalah:
1. Melalui MLM
(Multilevel Marketing)
2. Melalui
Penjualan Langsung
3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll).
4.
STRATEGI PROMOSI
Program promosi
bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa
dilakukan.
Pertama, Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.
Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat tersebut. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Kedua, Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi
buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya
kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga
pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.
Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.
Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.
Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat, membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.
Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.
“Saya sendiri
membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja,
bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share
materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali,
sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA
Grup. Sesekali seminar melalui Zoom.”
Kelima, membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.
“Saya juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.:
Keenam, jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.
Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh, memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing
apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari,
semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan
memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
CATATAN PENUTUP
Sebagai catatan
penutup. Sekarang ini sebagai seorang penulis, kita kalau bisa memiliki
beberapa keterampilan yang akan membantu proses penjualan buku.
Pertama, keterampilan berbicara yang baik di depan umum (public speaking). Agar pada saat kita ada acara ataupun rekaman di Medsos dan YouTube, menjadi menarik bagi calon pembaca.
Kedua, kemampuan copywriting (membuat kata menarik untuk promosi dan penjualan). Ini salah satu keterampilan paling penting untuk menjual pada Abad 21.
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan media
sosial seperti YouTube, WA, IG, Facebook, Zoom, Webex, Google Meet, dan
sebagainya. Karena eranya sekarang seperti itu. Kalau kita bisa memanfaatkan
dengan baik, hidup akan lebih mudah.
Sebagai catatan penutup,
Saya melakukan 7 strategi pemasaran buku di atas. Jadi, bukan hanya teori, tetapi semuanya sudah dilakukan. Lalu kalau ditanya mana yang paling mengena, setiap program kita mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda.
Update status di IG, FB, dan YouTube biasanya akan lebih banyak membuat orang tahu. Nah, transaksi terjadi di WA. Jadi, cara kita menjawab di WA juga sangat berpengaruh.
Yang juga
penjualannya banyak adalah saat kita mengadakan acara, baik online maupun
offline. Sehabis seminar, biasanya orang tertarik dengan apa yang kita
bicarakan, lalu membeli buku kita.
Jadi, sebelum seminar saya selalu pikirkan program apa yang saya buat khusus buat seminar yang akan saya selenggarakan. Seperti malam ini, ada program untuk DIKLAT MENULIS, ada juga program untuk MENTORING menulis buku.
“Kalau bagi saya, kita lakukan semua yang bisa kita lakukan. Tidak perlu malu, tidak perlu berkecil hati, terus disabari, karena suatu saat pasti akan berhasil.
Tugas kita bekerja, biarlah hasilnya kita serahkan kepada Tuhan. Tugas kita adalah membuat program sebanyak-banyaknya, melakukan promosi sebanyak-banyaknya, hasilnya biarlah menjadi wewenang Gusti Allah.
Kalau sudah begitu, kita mengerjakan apa saja dengan enak hati. Kalau ada yang menolak membeli buku kita, kita tidak sakit hati. Sudah capek ngomong, tidak ada yang beli, biasa saja. Hidup ini terus berjalan, dan kita lakoni dengan penuh semangat positif.
Yang penting jangan pernah berhenti berusaha. Kalau sudah berhenti berusaha, sudah pasti akan gagal. Kerja keras memang tidak menjamin kesuksesan, namun orang-orang yang sukses adalah orang-orang bekerja keras.
Narsumber berpesan mulai malam ini, rasanya sudah saatnya berhenti kita menganggap diri kita tidak mampu, tidak bisa. Kita bisa kalau kita yakin bahwa kita bisa. Kita mampu kalau kita yakin bahwa kita mampu.
“Berani saja
mulai menulis. Keberanian memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi percayalah
hanya orang-orang berani yang akan sukses.”
“Menulis itu
tentang keterampilan. Semakin rajin dilatih, semakin hebat tulisan kita.
Berhenti ikut banyak seminar dan pelatihan kalau tidak pernah latihan. Buat apa?”
Buat target,
bikin rencana, jalankan, dan evaluasi. Buat rencana baru lagi, targetkan,
evaluasi lagi. Begitu seterusnya. Gagal? Coba lagi. Gagal lagi? Coba lagi, lagi
dan lagi. Sampai kapan? Sampai berhasil.
Sungguh materi
yang luar biasa. Pesan penutup yang luar biasa. Dapat memacu semangat untuk
penulis pemula yang semaagatnya lagi kendor. Jangan pernah berhenti berlatih,
terus menulis, menulis, menulis, jangan pernah berhenti sebelum menjadi penulis
sukses.
Resume yang detail dan rapi. Mantap 👍👍
BalasHapus